5 Hewan yang Sulit Bertahan Hidup di Musim Hujan, Mengapa Demikian?

Musim hujan memang seringkali dimaknai sebagai anugerah atau berkah bagi banyak makhluk hidup. Namun, tidak semua makhluk hidup bisa menikmati keberkahan ini. Beberapa makhluk hidup, salah satunya hewan justru menghadapi tantangan besar karena habitatnya yang terancam atau tubuhnya yang tidak cocok untuk bertahan hidup di musim hujan. Mereka harus beradaptasi untuk bertahan atau menghadapi risiko penurunan populasi, terutama ketika musim hujan terjadi dalam waktu yang lama.
Hewan-hewan yang mengalami kesulitan untuk bertahan di hidup di musim hujan biasanya adalah mereka yang hidup di lingkungan yang kering. Ingin mengetahui hewan-hewan apa saja yang mengalami kesulitan dalam bertahan hidup di musim hujan? Yuk, simak faktanya di bawah!
1.Tikus kanguru (dipodomys)

Tikus kanguru adalah mamalia kecil yang memiliki habitat di gurun Amerika Utara. Dilansir laman Arizona-Sonora Desert Museum, hewan satu ini terkenal karena tidak pernah meminum air di sepanjang hidupnya, melainkan mendapatkan cairan dari biji-bijian yang dimakannya.
Namun, saat musim hujan tiba, tantangan terbesar muncul. Sarang bawah tanah mereka akan mulai tergenang air sehingga tempat tinggal yang mereka bangun dengan hati-hati itu akan mulai rusak. Selain itu, biji-bijian yang menjadi sumber makanan dan cairan utama mereka juga cenderung membusuk dalam kondisi lembab, sehingga dapat mengurangi pasokan nutrisi.
Kelembapan yang tinggi akibat hujan yang terus-menerus juga dapat menumbuhkan jamur yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Akibatnya, tikus kanguru harus mencari tempat yang lebih kering agar dapat bertahan hidup di tengah musim hujan.
2.Kura-kura gurun (gopherus agassizii)

Kura-kura gurun hidup di lingkungan kering seperti Gurun Mojave dan Sonora. Dilansir laman International Fund for Animal Welfare, area ini menjadi tempat bagi kura-kura untuk tumbuh dan bertahan hidup dengan menyimpan air di tubuhnya.
Ketika musim hujan tiba, kura-kura mulai menghadapi banyak kendala. Sarang tempat mereka berlindung sering kali kebanjiran sehingga mereka kehilangan tempat tinggal yang aman.
Kelembapan yang tinggi juga dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagi kura-kura. Habitat yang hancur akibat tergenang air juga dapat merusak sumber makanan mereka, seperti tumbuhan gurun yang mungkin tidak tumbuh dengan baik dalam kondisi basah.
3.Kadal berduri (moloch horridus)

Kadal berduri adalah kadal unik yang dapat ditemukan di gurun Australia. Dilansir laman Animal Diversity Web, kadal ini memiliki tampilan yang unik dimana tubuhnya dipenuhi dengan duri disertai kemampuan untuk menyerap air melalui kulitnya.
Kadal berduri sangat bergantung pada lingkungan yang kering untuk bertahan hidup. Musim hujan menghadirkan tantangan besar bagi kadal salah satunya genangan air yang dapat merusak habitat mereka.
Selain itu, makanan utaman mereka yaitu semut juga sulit ditemukan saat musim hujan. Hal ini karena hujan seringkali menghanyutkan semut sehingga sulit ditemukan oleh kadal berduri.
4.Kumbang gurun Namib (stenocara gracilipes)

Dilansir laman The University of Sydney, kumbang gurun Namib terkenal dengan cara uniknya dalam mengumpulkan air melalui embun yang berkondensasi di punggungnya. Kumbang ini hidup di salah satu gurun terkering di dunia sehingga sangat bergantung pada kabut pagi hari untuk bertahan hidup.
Ketika musim hujan, mekanisme pengumpulan embun akan mulai terkendala. Musim hujan membuat kelembapan menjadi tinggi yang membuat embun jarang terbentuk dan sulit ditemukan. Genangan air yang terbentuk akibat hujan juga tidak sesuai dengan kebutuhan fisiologis kumbang ini yang seringkali hidup di lingkungan yang kering.
Musim hujan mengurangi kemampuan mereka untuk bertahan hidup di habitat aslinya. Akibatnya, populasi kumbang menjadi rentan selama musim hujan terutama yang turun berkepanjangan.
5.Semut pemanen (pogonomyrmex)

Semut pemanen adalah spesies yang hidup di daerah kering dan mengumpulkan biji sebagai makan utamanya. Dilansir laman Antark, mereka menyimpan biji-bijian yang dipanen di sarang bawah tanah untuk persediaan makanan selama musim kering.
Musim hujan terutama yang deras dapat membanjiri sarang mereka dan merusak biji-bijian yang mereka simpan. Biji-bijian ini juga bisa berkecambah atau berjamur dalam kondisi lembab sehingga tidak lagi bisa dimakan oleh semut.
Tidak hanya dalam mendapatkan makanan, semut juga mengalami kesulitan dalam mempertahankan tubuhnya agar tidak terbawa oleh air. Hal ini menyebabkan populasi semut menjadi rentan saat musim hujan.
Musim hujan tidak hanya memengaruhi hewan-hewan yang hidup di lingkungan kering, tetapi juga hewan lain yang bergantung pada keseimbangan ekosistem. Sebagai contoh, perubahan pola hujan dapat memengaruhi rantai makanan secara keseluruhan, seperti serangga yang sulit bertahan di lingkungan basah, yang pada gilirannya memengaruhi predator mereka. Selain itu, genangan air akibat hujan juga sering kali menjadi tempat berkembangnya penyakit, baik bagi hewan maupun manusia, seperti bakteri dan parasit yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup hewan dan keseimbangan ekosistem.