Siasat di Tengah Pandemik, Kopitaro Palu Ajak Ngopi Pakai Tumbler 

Tenang, kamu masih bisa ngopi enak

Palu, IDN Times - Salah satu hal yang hilang dari kebiasaan masyarakat Kota Palu, Sulawesi Tengah, di saat pandemik virus corona atau COVID-19 mewabah, ialah aktivitas ngopi bareng di kedai-kedai favorit. Benar, imbauan untuk tidak berkumpul dan mengurangi aktivitas di luar rumah, mengubah cara masyarakat menjalani keseharian. Kafe hingga kedai-kedai kopi di Palu sangat membatasi jumlah pengunjung, pun dengan jam operasional kafe. Beberapa bahkan ditutup total selama masa pandemik.

Namun jangan khawatir, kamu tetap bisa merasakan nikmatnya aroma kopi yang menguar dari cangkir atau wadah pribadimu. Ya, salah satu kedai kopi hits di Kota Palu, masih tetap melayani para pelanggan yang datang, dengan syarat pembatasan jarak aman antara satu meja dengan meja lainnya. Juga bagi kamu yang #DiRumahAja bisa membeli melalui layanan take away. Kedai Kopitaro Coffee Shop & Working Space, namanya. 

Eits, tetapi kamu jangan salah ya, kedai yang mengusung tagline 'Ngopi Sampai Pintar' ini tidak menyediakan wadah plastik sekali pakai untuk membawa kopi kamu ke rumah. Loh, jadi gimana caranya? Keep scrolling!

1. Prinsip bijak gunakan plastik sekali pakai pada situasi sulit

Siasat di Tengah Pandemik, Kopitaro Palu Ajak Ngopi Pakai Tumbler IDN Times/M Faiz Syafar

Kopitaro Coffee Shop sejak September 2019 lalu, tidak lagi melayani pemesanan take away menggunakan wadah plastik sekali pakai. Menurut Sabda Taro, pemilik kedai, hal itu dilakukan demi mendukung pengurangan limbah plastik di bumi ini. Mulia banget, ya kan?

“Sebenarnya sebelum ada virus corona juga masih sangat sulit mensosialisasikan kebijakan Kopitaro yang tidak lagi gunakan plastik sekali pakai, apalagi di situasi sekarang,” Sabda menerangkan.

Di sisi yang lain, menurut Sabda, kebijakan itu juga menjadi tantangan berat bagi usahanya di tengah situasi sulit karena pandemik. Sebab, kata dia, mengedukasi masyarakat untuk bijak menggunakan plastik sekali pakai dalam segala kondisi, butuh usaha yang lebih. Termasuk mengajak penikmat kopi menggunakan wadah tumbler jika ingin membawa pulang kopi pesanan.

Kopitaro di Palu memang hanya menyediakan layanan bawa pulang kopi kamu dengan menggunakan tumbler. Praktis, kamu yang sudah kepalang ketagihan racikan kopi manual brew ala Kopitaro, harus membawa serta wadah sendiri.

“Ya dalam hal ini mau tidak mau penikmat Kopitaro dipaksa untuk beli tumblr,” kata Sabda kepada IDN Times di Palu.

2. Strategi physical distancing dan jaminan kebersihan produk Kopitaro

Siasat di Tengah Pandemik, Kopitaro Palu Ajak Ngopi Pakai Tumbler IDN Times/M Faiz Syafar

Sejak pemerintah Sulawesi Tengah mengumumkan kasus pertama positif COVID-19 di daerahnya, Kopitaro langsung menyesuaikan diri. Seluruh jajaran pekerja menggunakan alat pelindung diri berupa masker, kaos tangan, hingga protokol kebersihan lainnya, seperti hand sanitizer serta kewajiban cuci tangan tiap 20 menit sekali.

"Kursi panjang ditiadakan dan berjaga jarak, memberi masker gratis kepada konsumen yang tidak memakai masker tetapi kita tanya dulu penyebab dia tak pakai masker,” imbuh pria 34 tahun ini.

Sabda menjelaskan, penggunaan wadah tumbler pribadi akan mengurangi potensi penularan virus corona. Apalagi, para karyawan kedainya diwajibkan mencuci bersih bagian luar dan dalam tumbler milik pelanggan sebelum dituangkan kopi pesanan. 

“Setelah saya cari cara, yang biasanya sebelum wabah ini, tumbler konsumen hanya dicuci bagian dalam, sekarang bagian luar tumbler wajib kami cuci pakai detergen. Sembari menunggu dikeringkan, karyawan lain membuat pesanan kopi konsumen. Jadi kita perketat kebersihan wadah kopi.”

Bagi seluruh pelanggan, Sabda Taro juga menyediakan layanan kebersihan, seperti sabun cuci tangan dan air mengalir di pintu masuk kedai. Cara membayar pun tidak dilakukan di kasir seperti biasanya, pelanggan dan kasir cukup melakukan transaksi di teras kedai.

“Physical distancing-nya adalah mempersempit jumlah manusia yang terlibat dalam pemesanan kopi, mempersempit ruang orang bergerak,” cetus Sabda.

Baca Juga: Hari Kopi Nasional, Selain Toraja Ini 5 Jenis Kopi Enak Khas Sulsel

3. Jika kamu belum punya tumbler, Kopitaro menyediakan paper cup

Siasat di Tengah Pandemik, Kopitaro Palu Ajak Ngopi Pakai Tumbler IDN Times/M Faiz Syafar

Selain tumbler, Sabda mengatakan, kedainya juga mengucurkan anggaran khusus untuk membeli wadah paper cup. Gelas kertas disiapkan sebagai cadangan bagi pelanggan yang sudah terlanjur datang memesan, tetapi tidak membawa serta tumbler. 

“Nah dari paper cup saja belum selesai persoalannya. Tutup paper cup itu terbuat dari plastik,” Sabda terbahak.

Uniknya, Sabda malah mengimbau agar para pelanggan bersedia mengembalikan plastik penutup paper cup dari kedainya. Dia menjanjikan potongan harga hingga Rp5.000 ribu per plastik penutup gelas kertas. "Kami beri potongan harga lima ribu untuk satu tutup paper cup, untuk semua menu minuman,” janjinya.

4. Pelanggan berkurang, omzet menukik tajam

Siasat di Tengah Pandemik, Kopitaro Palu Ajak Ngopi Pakai Tumbler Instagram.com/Kopitaro

Situasi sulit bagi UMKM di seluruh wilayah Sulawesi Tengah, membuat Sabda sedikit banyak khawatir akan nasib kedainya. Mengingat, sejumlah perusahaan di Sulteng telah merumahkan sekitar 9.417 karyawan akibat dampak COVID-19. Bahkan sebanyak 159 orang terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Walau begitu, Sabda berupaya agar kedai di Jalan Panjaitan nomor 9, Kota Palu itu tetap bisa mempekerjakan seluruh karyawannya di tengah pandemik serta upayanya yang teguh tidak menggunakan plastik sekali pakai. "Padahal sebelum September 2019 itu rata-rata pendapatan harian Kopitaro sebesar 750 ribu per hari,” terangnya.

Di saat pandemik seperti ini, kata Sabda, omzet Kopitaro menukik tajam. "Waktu buka Kopitaro yang normalnya jam 8 pagi diganti dengan mulai pukul 1 siang hingga pukul 12 malam, hanya satu dua paling banyak tiga orang (konsumen),” keluhnya.

“Kesimpulannya Kopitaro tak memprioritaskan meraup keuntungan, asalkan cukup untuk kebutuhan perut saya dan karyawan dan stok Kopitaro cukup, ya sudah kita bersyukur. Dan terakhir, semua dikembalikan kepada pembeli ada atau tidak kan,” tandas Sabda.

Kopitaro dikenal sebagai pelopor coffee shop dengan konsep manual brew di Palu, Sulawesi Tengah. Kedai yang berkonsep rumah pekarangan ini juga pernah menjadi tempat tinggal sementara bagi sejumlah jurnalis dari berbagai daerah di Indonesia, serta relawan pada saat gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi menerjang Kota Palu, Sulawesi Tengah, September 2018 lalu.

Saat itu, Kopitaro menyediakan kopi gratis untuk penyintas, jurnalis dan relawan bencana Palu. Sukses terus ya Kopitaro!

Siasat di Tengah Pandemik, Kopitaro Palu Ajak Ngopi Pakai Tumbler (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Kisah Koh Afui, Pembuat Roti Buaya Berkalung Ban yang Viral di Palu

https://www.youtube.com/embed/9DsCRePZRFU

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya