Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Menarik Gunung Lokon di Tomohon di Sulawesi Utara

Gunung Lokon. (Flickr/Benjamin Naden)

Gunung Lokon, menjulang megah di dekat Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, menjadi pesona alam yang menarik dengan keindahan dan keunikan yang dimilikinya. Terletak di kota sejuk, wilayah pegunungan ini menjadi daya tarik tersendiri dengan lingkungan yang dikelilingi oleh lahan pertanian yang subur.

Dikutip dari laman Gunung Bagging, Gunung Lokon menawarkan lokasi yang cukup mudah diakses, terletak hanya sekitar 20 kilometer di barat daya ibu kota provinsi Manado. Ketinggian Gunung Lokon mencapai 1.580 meter di atas permukaan laut (Mdpl), menjadikannya sebagai salah satu destinasi pendakian yang menarik.

Nama "Lokon" sendiri memiliki makna yang menarik. Dalam bahasa lokal, "Lokon" dapat diartikan sebagai yang tertua dan terbesar. Selain itu, dalam konteks bahasa daerah, Gunung Lokon juga sering disebut sebagai "Tua Lokon" atau "Tou Tua Lokon," yang merujuk pada orang yang sudah tua atau tertua dengan badan yang besar.

Keindahan Gunung Lokon tak hanya terbatas pada ketinggiannya dan aspek geografisnya. Berikut enam fakta menarik yang dapat menjadikan Gunung Lokon sebagai destinasi menarik, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Sejarah letusan Gunung Lokon

Gunung Lokon meletus. (Flickr/Danny Hein Karouwan)

Gunung Lokon, sebagai salah satu keajaiban alam Sulawesi Utara, memiliki catatan sejarah letusan yang mencengangkan. Meskipun letusan pertamanya tidak diketahui secara pasti, pada tahun 1952, Gunung Lokon mengalami letusan yang meninggalkan jejak dalam sejarah geologi.

Pada Oktober 1991, gunung ini meletus secara dahsyat, menciptakan bencana alam yang mengejutkan. Letusan ini menyebabkan kerugian materil yang besar dan memaksa ribuan penduduk di Desa Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kinilow, dan Tinoor untuk diungsikan ke daerah-daerah yang dianggap aman. Atap ribuan rumah penduduk hancur tertimpa batu dan debu setebal 15 sampai 20 cm.

Gunung Lokon kembali memberikan peringatan pada tahun 2001 dengan letusan lainnya. Debu vulkanik yang dihembuskan oleh gunung tersebut menutupi sebagian wilayah Kota Manado akibat tiupan angin. Meskipun tidak sebesar letusan pada tahun 1991, letusan ini tetap meninggalkan dampak signifikan.

Pada bulan Juli 2011, Gunung Lokon kembali membuat gejolak dengan letusan di kawah Tompaluan. Material pijar, pasir, dan abu vulkanik meluncur setinggi sekitar 1.500 meter. Lebih dari 10 ribu warga di beberapa desa, seperti Kinilow, Tinoor, dan Kakaskasen, terpaksa mengungsi ke Tomohon atau Manado untuk menghindari bahaya letusan gunung yang menakutkan tersebut. Sejarah letusan Gunung Lokon menjadi saksi bisu kekuatan alam yang mengguncang dan menginspirasi kehati-hatian dalam mendekati keindahan yang penuh tantangan ini.

2. Titik awal pendakian

Pendaki terkesan pada kawah Gunung Lokon. (Flickr/Hshdude)

Pendakian ke Gunung Lokon menjadi lebih berkesan dengan memilih Tomohon sebagai tempat bermalam. Kota ini, terletak pada ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut, memberikan keuntungan awal dengan memulai pendakian dari titik yang cukup rendah.

Petualangan dimulai dengan menjelajahi jalur pedesaan yang memikat, menawarkan panorama indah Gunung Lokon sebagai latar belakang. Pendaki akan melintasi tambang batu kecil, merintis jalan mereka menuju puncak kawah. Keistimewaan pendakian ini terletak pada keindahan alam sekitarnya yang terasa semakin dekat seiring perjalanan menuju puncak.

Mengawali pendakian di pagi hari menjadi pilihan terbaik, memungkinkan para pendaki untuk menikmati pemandangan spektakuler dengan cahaya matahari yang perlahan menyinari lereng gunung. Oleh karena itu, disarankan untuk memulai perjalanan sejak pukul 5 pagi, memberikan waktu yang cukup untuk mengeksplorasi keindahan alam sekitar Gunung Lokon dengan cermat dan meresapi setiap momen yang berharga selama pendakian.

3. Jarang pendaki sampai ke puncak

Jalur pendakian penuh batu. (Flickr/Sen)

Petualangan pendakian ke Gunung Lokon melibatkan penelusuran dasar sungai kering yang pada dasarnya adalah aliran lahar tua, memberikan tantangan ekstra karena permukaannya yang sangat halus dan licin. Melewati tambang batu menjadi tahapan awal yang memakan waktu sekitar 60 hingga 90 menit, membawa para pendaki menuju bibir kawah Tompaluan yang berada pada ketinggian 1.130 meter di atas permukaan laut.

Sampai di sana, pesona kawah terbuka dengan pemandangan yang memukau. Kawah di sebelah kanan terlihat dalam dan dihiasi oleh tanaman yang menarik untuk diamati. Di sebelah kiri terdapat puncak sejati Gunung Lokon, mencapai ketinggian 1.580 meter di atas permukaan laut. Meskipun banyak pendaki memilih untuk berhenti di kawah karena alasan tertentu, sangat jarang yang benar-benar mencapai puncak. Namun, keputusan ini dapat dipahami mengingat kondisi alam yang menantang.

Lereng curam gunung Lokon memiliki bentuk kubah yang cepat ditutupi oleh rerumputan setinggi 8 kaki, yang tajam dan memerlukan perlindungan ekstra seperti sarung tangan berkebun dan celana panjang. Perlu kewaspadaan ekstra, terutama saat menaklukkan jalur sempit yang dipenuhi oleh rerumputan liar. Sebaiknya, pendaki membawa parang untuk membersihkan jalur dari rumput-rumput yang menghalangi perjalanan mereka.

Meski puncak sejati sulit ditemukan karena rerumputan yang melimpah, jalan setapak dapat diidentifikasi dengan mudah, membimbing pendaki melalui tikungan-tikungan yang berliku menuju titik tertinggi yang dihiasi oleh pilar trigonometri semen yang menjulang tinggi.

4. Kawahnya berada di sisi gunung

Kawah Gunung Lokon. (Flickr/Jay Ramji)

Perjalanan udara menuju atau dari Bandara Manado membuka peluang untuk menyaksikan keindahan alam Sulawesi Utara dari ketinggian, terutama saat cuaca cerah. Dari udara, panorama megah Gunung Lokon, kawah Tompaluan, dan kawah tua Empung menawarkan pesona yang memukau.

Gunung Lokon, meskipun masih tergolong aktif, memperlihatkan kecantikan khasnya dengan lubang kawah yang terletak di sisi gunung, bukan pada puncaknya. Pemandangan ini menciptakan lanskap yang unik dan menarik untuk dieksplorasi. Salah satu ciri khasnya adalah jejak kaki raksasa yang dapat ditemui di sekitar gunung ini, menambah misteri dan daya tarik bagi para penjelajah.

Terletak sekitar 5.300 meter di sebelah barat laut dari Kota Tomohon, Gunung Lokon memberikan pemandangan yang memesona dari ketinggian udara. Kawah Tompaluan yang menarik dan kawah tua Empung menambah kekayaan alam yang bisa dinikmati dari sudut pandang yang langka.

Meskipun keberadaannya yang masih aktif memberikan elemen tantangan, pesona alami Gunung Lokon tidak dapat disangkal. Keunikan pemandangannya dari atas memberikan gambaran betapa Sulawesi Utara memiliki kekayaan alam yang menawan dan tak tergantikan. Sebuah perjalanan udara menjadi pintu gerbang untuk menyelami keindahan Gunung Lokon dan melibatkan diri dalam keajaiban alam yang dihadirkan oleh tanah Sulawesi Utara yang memikat.

5. Pemandangan Gunung Soputan

Indahnya Gunung Soputan tampak dari perkemahan. (Flickr/Jay Ramji)

Pemandangan menakjubkan Tomohon, kawah-kawah, Gunung Klabat yang menjulang, dan kepulauan eksotis Bunaken, termasuk gunung berapi Manado Tua yang curam dan sudah punah, dapat dijangkau saat mendaki lereng Gunung Lokon. Namun, keindahan panorama semakin memukau ketika Anda berdiri di puncaknya, tepat di atas tugu penanda.

Dari ketinggian tugu puncak, mata Anda akan dimanjakan oleh pemandangan yang luar biasa. Gunung berapi Soputan, yang kerap kali menyemburkan asap ke udara, terlihat jelas saat cuaca cerah. Terkadang, pulau-pulau di sebelah utara Manado, termasuk Tagulandang, juga dapat terlihat dari sini.

Perjalanan dari bibir kawah menuju pilar puncak Lokon membutuhkan waktu sekitar 60-90 menit tambahan, sehingga total waktu perjalanan dari pusat kota Tomohon hingga mencapai puncak dapat mencapai sekitar 3 jam atau bahkan lebih. Namun, setiap langkah yang diambil sepanjang perjalanan ini diimbangi oleh kecantikan alam yang menakjubkan dan pengalaman mendaki yang memuaskan.

Itu tadi sejumlah fakta menarik tentang Gunung Lokon. Semoga bermanfaat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochim
EditorRochim
Follow Us