Para Meneer yang Pernah Mengisi Jabatan Pelatih PSM Makassar

19 Des 2018, 09:42 WIB

BN De Stem/Johan van Gurp

Makassar, IDN Times - Pasca Liga 1 2018 rampung, pelatih PSM yakni Robert Rene Alberts langsung terlibat dalam evaluasi sekaligus persiapan jelan musim 2019. Manajemen pimpinan Munafri Arifuddin dari musim ke musim kian percaya dengan sentuhan tangan dingin eks pelatih Arema itu.

Dengan ini, langgenglah tradisi unik klub kebanggaan publik Makassar yakni awet dengan pelatih asal Eropa. Merunut ke belakang, coach Robert pun bukanlah sosok berpaspor Belanda pertama yang bertualang di skena bola sepak Kota Daeng. Berikut ini profil singkat dua pendahulunya.

1. Henk Wullems

Hans Peters/Anefo

Sulit singkirkan wajah Henk Wullems dari benak suporter yang mengawal perjalanan PSM di musim 1999/2000. Bersama Syamsuddin Umar, Juku Eja yang waktu itu dipenuhi banyak pemain bintang, sukses diantar menyabet status jawara Ligina kendati satu kakinya berada di balik meja Direktur Teknik.

Sebelumnya sosok kelahiran Breda, 21 Januari 1936, tersebut sudah malang melintang memoles Mastrans Bandung Raya (1995-96) dan Timnas Indonesia (1996-98) sebelum berlabuh ke Mattoanging.

Dipecat dari pada 28 Maret 2001 pasca kegagalan di Liga Champions Asia, Wullems kembali membesut PSM pada putaran kedua Ligina 2006. Kendati sukses menembus babak 8 besar, Syamsul Chaeruddin cs tak mampu melaju lebih jauh. Ia pun terdepak dari dapur strategi untuk kali kedua.

2. Wim Rijsbergen

Voetbal International

Sebagai Nederlander kedua, Wim Rijsbergen lebih dikenal publik lantaran prestasi kurang maksimal selama tiga tahun bekerja di Indonesia. Ditunjuk sebagai juru taktik PSM sebelum Liga Primer Indonesia 2011, eks penggawa Feyenoord tersebut hanya bertahan setengah musim.

Hengkangnya salah satu pilar penting Timnas Belanda dekade 1970-an ini dari Makassar bukan karena dipecat. PSSI memanggil Wim untuk menangani Timnas dalam helatan kualifikasi Piala Dunia 2014. Tinggalkan Andi Oddang dkk yang nyaris terpuruk di papan bawah.

Sayang, prestasinya tak mengilap di bench Tim Garuda. Hanya sepasang kemenangan dicatat dari 11 laga. Publik gemas dengan gaya melatihnya yang tak menggebu. Terlebih ciri permainan Timnas terkesan monoton. Alhasil, Wim digeser ke pos Direktur Teknik PSSI pasca kualifikasi rampung.

3. Kebiasaan "berjodoh" dengan juru taktik asal Eropa

Bolaindo.com

Ada tradisi unik sejak milenium baru. PSM rupanya lebih sering "berjodoh" dengan para peracik strategi didikan tanah Eropa. Sebuah anomali di saat klub-klub Indonesia lainnya terpaku pada sosok-sosok berpaspor salah satu negeri Amerika Latin. Rinciannya :

Miroslav Janu, Republik Ceko (2002 - 2005)
Fritz Korbach, Jerman (2005 - 2006)
Henk Wullems, Belanda (1999/2000, duet dengan Syamsuddin Umar - 2007, setengah musim)
Radoy Minkovski, Bulgaria (2007 - 2008)
Robert Rene Alberts, Belanda (2010 - 2011, 2016 - Sekarang)
Wim Rijsbergen, Belanda (2011, setengah musim)
Petar Segrt, Kroasia (2011 - 2013)
Jorg Steinebruner, Jerman (2013 - 2014)
Alfred Riedl, Austria (2015, Januari - Februari)
Hans-Peter Schaller (2015, Februari - April)

Total ada 10 orang asal Benua Biru, lebih banyak dari tenaga asal Brasil (2 orang) serta pelatih lokal (5 orang). Nah, pada masa bakti keduanya, sanggupkah meneer Robert menambah koleksi trofi di lemari piala PSM?