Lini Masa Kontroversi Yuran, Berawal dari Kritik di Media Sosial

Makassar, IDN Times - Tagar #KamiBersamaYuran mencuat dari linimasa para suporter PSM Makassar sejak Jumat malam (9/5/2025). Ini adalah respons mereka atas sanksi berat Komite Disiplin (Komdis) PSSI kepada sang kapten tim, Yuran Fernandes.
Namun seperti kata pepatah, tidak ada asap jika tidak ada api. Keputusan dari Komdis PSSI ibarat bola salju yang bergulir sejak duel PSS Sleman kontra PSM Makassar, dan kian membesar dari hari-hari.
Untuk itu, IDN Times mengajak pembaca kembali melihat lini masa kontroversi Yuran Fernandes. Mulai dari laga yang memantik kritik di Maguwoharjo, hingga ketik sang pemain mendapat sanksi berat.
1. Berawal dari respons emosional atas kontroversi di pertandingan melawan PSS Sleman

Sabtu 3 Mei 2025, Laga Sarat Kontroversi :
Pertandingan pekan ke-31 BRI Liga 1 2024/2025 antara PSS Sleman versus PSM Makassar berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Kab. Sleman. Pertandingan berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan tuan rumah. Tapi, ada dua insiden kontroversial terjadi.
Pada menit ke-13, gol sundulan Yuran Fernandes dianulir wasit Nendi Rohendi karena sang pemain dianggap lebih dulu melakukan dorongan ke salah satu pemain PSS. Menit ke-60, gol Gustavo Tocantins disahkan meski sang pemain lebih dulu melanggar bek PSM yakni Syahrul Lasinari. Para pemain PSM melakukan aksi tepuk tangan setelah laga selesai. Sang pelatih kepala, Bernardo Tavares, tak menyembunyikan rasa kesalnya dalam sesi jumpa pers selepas pertandingan.
Minggu 4 Mei 2025, Luapan Kekesalan Yuran :
Hanya beberapa jam setelah pertandingan, Yuran Fernandes merespons dengan story di akun Instagram pribadinya, @yur4nfernandes. Ia mengunggah ulang cuplikan golnya yang dianulir, dan membandingkannya dengan gol pemain Liverpool yakni Virgil van Dijk saat melawan West Ham United pada 13 April 2025. Prosesnya identik, tapi gol Virgil disahkan oleh wasit. Kritik pada profesionalisme dan dugaan korupsi melengkapi unggahan tersebut.
"Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama," tulis Yuran.
"Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin BERMAIN SEPAK BOLA SERIUS, menjauhlah dari Indonesia," tutupnya.
2. Ketum PSSI, Erick Thohir, pun angkat bicara atas unggahan Yuran

Senin 5 Mei 2025, Yuran Meminta Maaf :
Seolah paham bahwa kritiknya menjadi bahan pembicaraan, Yuran langsung menghapus story tersebut beberapa jam setelah diunggah. Permintaan maaf kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) pun dibuat sebagai bentuk penyesalan, serta meredakan ketegangan.
Ia menyebut bahwa kritiknya ditujukan dalam konteks sepak bola, bukan singgungan pada Indonesia sebagai sebuah negara. Yuran mengaku bahwa story tersebut adalah luapan emosinya selepas pertandingan lawan PSS.
"Saya ingin menyampaikan permohonan maaf dan meminta untuk tidak menyalah artikan unggahan saya ke dalam konteks yang lebih luas. Itu hanya murni merupakan bentuk kekecewaan pribadi sata terhadap situasi di lapangan," tulis Yuran.
Selasa 6 Mei 2025, Respons dari Ketum PSSI :
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, ikut angkat bicara tentang unggahan Yuran. Ia menganggap itu bukan kritik tapi penghinaan. Jika memang menyesal bermain di Indonesia, Erick mempersilakan Yuran angkat kaki dan bermain di negara lain.
"Dia sudah meminta maaf. Tapi, kalau dia menyesal, jangan main di Indonesia. Main saja di luar negeri. Jangan cari makan di sini, berkarier di sini, lalu jelek-jelekin liga kita," ujar Erick dalam peresmian FIFA Arena Indonesia di Ciputat, Tangerang Selatan.
3. Dapat sanksi larangan bermain selama satu tahun, PSM segera ajukan banding

Rabu 7 Mei 2025, Yuran Jalani Sidang Komdis PSSI :
Tiga hari setelah unggahan kritiknya, Yuran menjalani Sidang Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Ia kembali mengulangi pemintaan maaf dan menyesali tindakan sarat emosi itu. Pemain Timnas Cape Verde itu juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
Jumat 9 Mei 2025, Komdis PSSI Jatuhkan Hukuman Berat :
Komdis PSSI menjatuhkan hukuman larangan bermain selama satu tahun dan denda Rp25 juta kepada Yuran. Sanksi tersebut mengejutkan manajemen PSM Makassar karena sang pemain sudah disiapkan untuk laga pekan ke-32 BRI Liga 1 2024/2025 melawan Malut United pada 10 Mei 2025. Kubu Juku Eja berjanji segera melakukan banding.
"Memo banding akan disampaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Seluruh keluarga PSM Makassar akan bersama-sama mendampingi Yuran Fernandes menghadapi situasi ini. Support penuh akan kami berikan kepada sang kapten," demikian petikan pernyataan resmi PSM Makassar.
Apakah Komdis PSSI akan mengabulkan banding dari manajemen PSM Makassar? Perkembangannya patut ditunggu.