Makassar, IDN Times - Gaji pemain PSM Makassar usia 19 tahun dua bulan belum dibayarkan oleh manajemen. Ironisnya pemain dari luar yang direkrut Juku Eja terpaksa harus masih tinggal di mess lantaran tak punya uang untuk pulang kampung.
Saat ini tinggal tujuh pemain muda yang tinggal di mess Jalan Amanagappa, di antaranya dari Pekan Baru, Nusa Tengara Timur, Ambon dan Sulawesi Barat. Para pemain ini terlihat hanya tidur saja tak ada aktivitas setelah memperkuat PSM di Liga 1 U-19.
Dua pemain yakni Riko Malakosa (bek kiri) dan Roni Ledo (penyerang) ingin pulang kampung. Mereka sudah dicari sama kedua orangtuanya, tapi tak ada ongkos pulang. Keduanya hanya mengeluh kepada pelatih SSB-nya Indra. Ia menyesal membawa anak asuhnya seleksi di PSM karena tak difasilitasi dengan baik. Padahal kontraknya berakhir pada Desember mendatang.
“September dan Oktober gaji belum dibayar,” kata Roni saat ditemui di mess, Jumat (23/11).
Pelatih SSB Kristal Kupang, Indra mengatakan dirinya bertolak ke Makassar untuk mengikuti seleksi dengan biaya sendiri. Menurutnya ada empat pemain yang diboyong dari NTT, namun yang lolos hanya dua orang saja. Tiket pulang-pergi yang dijanjikan manajemen PSM juga tak kunjung diganti.
“Semua itu uang pribadi saya pakai urus mereka untuk ke Makassar,” ucap Indra yang menyebutkan sudah belasan juta habis demi ke Makassar.
Biaya tiket sekitar Rp1 juta per orang digunakannya untuk ikut seleksi di Makassar. Mereka menjalani seleksi yang langsung dilihat oleh pelatih kepala PSM Robert Rene Alberts.
Para pemain PSM muda ini digaji Rp2,5 juta per bulan dengan kontrak selama enam bulan. Namun sudah mau masuk tiga bulan gajinya tak kunjung dibayarkan. Bahkan jersey yang digunakan bertanding juga ditarik manajemen PSM Makassar. “Saya sudah berkali-kali hubungi manajemen tapi jawabannya itu terus sabar saja,” ucap Indra.
Begitu juga yang disampaikan manajemen kepada pemain. Saat dikonfirmasi Sekretaris PSM Makassar, Andi Widya Syadzwina mengatakan silahkan ke manajer PSM U-19, Ali Gauli. Ketika dikonfirmasi ia tak merespon. “Manajemen hanya bilang sabar….sabar saja terus,” ucap Roni menirukan pembicaraan manajemen.