TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Lahirnya Habibie Cup, Sumbangsih untuk Sepak Bola Sulsel

Sayang, turnamen Habibie Cup "menghilang"

ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang

Makassar, IDN Times - Berbicara jasa dan sumbangsih mendiang Bacharuddin Jusuf Habibie memang tidak ada habisnya. Mulai dari turut andilnya dalam pengembangan iptek nasional, proyek pesawat dalam negeri, teori kedirgantaraan, mengantar Indonesia ke gerbang demokrasi, langkahnya dalam menekan inflasi agar nilai tukar rupiah tak kian anjlok dan masih banyak lagi.

Salah satu yang mungkin acapkali luput adalah perannya membangun sepak bola Sulawesi Selatan. Bagaimana bisa seorang teknokrat ikut andil dalam dunia bal-balan? Ceritanya dimulai pada tahun 1990, saat Wali Kota Parepare saat itu, yakni Mirdin Kasim bersama Alwi Hamu --tokoh pers Sulsel-- mencuatkan ide membuat kejuaraan yang mempertemukan tim-tim andalan seluruh kabupaten/kota Sulsel.

Baca Juga: Ilham Bantah Isu Almarhum Habibie Donor Kornea Mata ke Thareq

1. Nama BJ Habibie digunakan sebagai ikon turnamen sepak bola bergengsi Sulawesi Selatan lantaran reputasinya

Repro Muhammad Sarip/Lasaloka-KSB

Format turnamen digodok, sejumlah peserta telah menyatakan siap berpartisipasi dalam edisi perdana, termasuk PSM Makassar yang baru saja. Namun ada satu yang kurang: apa nama kejuaraan ini? Setelah proses berembuk singkat, pilihan dijatuhkan kepada Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi RI, kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta memimpin Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Nurtanio.

Nama dipilih dengan alasan cukup sederhana lagi mengena. Habibie adalah putra asli Parepare yang sudah dikenal secara nasional dan internasional. Habibie pun waktu itu menjadi sinonim dari orang Indonesia dengan pengetahuan adiluhung yang patut diteladani. Singkat cerita, Habibie memberi restu namanya dipakai untuk kejuaraan sepak bola tingkat provinsi. Dan lahirlah Habibie Cup.

2. Digelar sebanyak 21 kali sejak tahun 2019, Habibie Cup awalnya hanya diikuti enam tim dari wilayah Ajatappareng dan sekitar

ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang

Awalnya, Habibie Cup mempertemukan tim-tim yang dulunya berasal dari wilayah Ajatappareng dan sekitarnya. Ajatappareng sendiri adalah sebuah kawasan konfederasi lima kerajaan/kedatuan kecil yang berdiri pada abad ke-16 meliputi Parepare hingga Enrekang. Edisi 1990 diikuti oleh Persipare Parepare, Perspin Pinrang, Gasma Enrekang, Gastor Tana Toraja, Gasbar Barru dan PSM Makassar. Terbagi dalam dua grup dengan format setengah kompetisi, Persipare jadi jawara di helatan pertama.

Ajang ini sempat rutin dihelat tiap tahun, namun diubah menjadi ajang dua tahunan pada edisi ke-18 pada 2008. Persipare jadi tim tersukses dengan 11 trofi disusul PS Sandeq Polman dan PSM Makassar yang sama-sama menjadi juara sebanyak 4 kali. Meski acapkali dihelat di Stadion Gelora Mandiri Parepare, sejumlah kota lain sempat ditunjuk menjadi tuan rumah Habibie Cup seperti Sidrap, Makassar, Pinrang, Enrekang hingga Palopo.

Baca Juga: Jalan Panjang PSM Makassar dalam Merajai Sepak Bola Indonesia

Berita Terkini Lainnya