TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Piala Indonesia: Kebobolan di Menit Akhir, Pelatih PSM Soroti Wasit

Kalezic bahkan mengaku sempat merasa berang

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Makassar, IDN Times - PSM Makassar takluk di leg pertama final Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19. Melawat ke Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk menantang Persija Jakarta pada Minggu (21/7) sore, Marc Klok dan kawan-kawan dibekuk dengan skor tipis 1-0.

Lebih banyak terkepung sepanjang babak pertama, Juku Eja baru bermain lepas usai turun minum. Namun hanya sedikit peluang berbahaya sanggup diantar hingga jantung pertahanan tuan rumah melalui skema serangan balik dari sisi sayap. Beberapa upaya manuver para winger pun kerap berakhir buntu.

Gol semata wayang Macan Kemayoran tercipta pada menit ke-87. Diawali situasi sepak pojok, situasi kemelut dimanfaatkan eks palang pintu PTT Rayong itu dengan menjebol gawang Hilmansyah.

Baca Juga: Final Piala Indonesia: PSM Bertolak ke Jakarta Tanpa Wiljan Pluim

1. Kebobolan jelang waktu normal rampung, Darije Kalezic tidak merasa gugup sama sekali

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Dalam jumpa pers selepas waktu normal rampung, pelatih kepala PSM yakni Darije Kalezic mengaku tidak merasa gugup meski tertinggal satu gol secara agregat. Bermain di depan publik sendiri membuat Ismed Sofyan dkk tampil lepas. Namun kinerja disiplin lini belakang membuat beberapa peluang emas tim tuan rumah berhasil dipatahkan.

"Kami juga punya peluang, saat Guy Junior berhadapan satu lawan satu dengan kiper (Shahar Ginanjar). Sayang sekali kami kebobolan lewat sebuah kemelut jelang pertandingan berakhir. Kini saya sudah tidak sabar untuk menjalani leg kedua di Makassar," ungkap juru taktik berpaspor Swiss itu.

2. Kepemimpinan korps baju kuning sepanjang 90 menit rupanya jadi sorotan

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Lebih jauh, coach Kalezic turut mengomentari kepemimpinan wasit Dwi Purba Adi Wicaksana. Gol tunggal Ryuji Utomo disebutnya terjadi lantaran PSM bermain dengan sepuluh orang setelah M Rahmat terbaring akibat cedera. Jika pemain tengah terbaring di lapangan, keputusan menghentikan pertandingan untuk sementara berada di tangan wasit. Situasi itu sempat membuatnya berang.

"M Rahmat tengah berbaring dan (Muhammad) Arfan segera ingin masuk (sebagai pemain pengganti) namun harus menunggu 40 detik. Saya kemudian berteriak ke ofisial keempat karena kami kekurangan pemain. Saya tentu saja merasa kecewa. Itulah kenapa FIFA membuat aturan baru tentang sikap wasit apakah harus meneruskan jalannya laga atau sebaliknya," ungkap sosok 49 tahun itu.

Baca Juga: Final Piala Indonesia: Persija vs PSM, Aroma Revans di Ibu Kota

Berita Terkini Lainnya