TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengingat Kiprah 5 Kiper Kondang Asal Sulawesi, Masih Ingat Mereka?

Ikut ramaikan sepak bola Indonesia pada dekade 2000-an

Tiga kiper kondang asal Sulawesi era 2000-an: Jandry Pitoy, Hendra Pandeynuwu dan Syamsidar. (Kolase Berbagai Sumber)

Dalam lanskap sepak bola Indonesia, Sulawesi juga kerap melahirkan talenta-talenta mumpuni. Mulai dari penyerang lincah seperti Irfan Jaya, playmaker kreatif macam Firman Utina hingga palang pintu tangguh layaknya Hamka Hamzah.

Namun tak cuma outfield player, tanah Celebes juga jadi asal banyak kiper-kiper kondang. Saat ini, publik mengenal Hilman Syah serta Syaiful Syamsuddin (PSM Makassar), plus Gianluca Pandeynuwu yang sedang berseragam Borneo FC.

Sebelum ketiganya meramaikan pentas bal-balan nasional, ada lima kiper Sulawesi yang lebih dulu merasakan sengitnya era Ligina, Liga Super dan bahkan Liga Primer. Berikut profil mereka seperti dihimpun IDN Times.

1. Hendra Pandeynuwu

Hendra Pandeynuwu dalam salah satu sesi fun football di Stadion Maeaa Tondano Minahasa pada Juni 2021. (Instagram.com/hendrapandeynuwu)

Membuka daftar pendek ini adalah Hendra Pandeynuwu yang berasal dari Sulawesi Utara (Sulut). Ia memulai karier tak jauh dari kampung halaman. Di musim 1997/98, Hendra digaet oleh Persma Manado.

Beberapa musim bersama tim Badai Biru, Hendra melanjutkan kisahnya dengan sesama tim Sulut yakni Persmin Minahasa. Ia ikut mengantar Laskar Manguni Makasiouw menembus semifinal Ligina 2006. Setelah beberapa musim bersama Persmin, Hendra kemudiah hijrah ke Persita Tangerang.

Saat ini, ia berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel). Trah Pandeynuwu di bawah mistar gawang kini diteruskan sang buah hati, Gianluca, yang sedang memperkuat Borneo FC.

2. Joice Sorongan

Joice Sorongan saat bertugas sebagai pelatih kiper Mitra Kukar di ajang Indonesia Soccer Championship 2016. (Instagram.com/joice_21)

Di tengah Liga 1 musim 2017, nama Joyce Sorongan kembali jadi perbincangan. Saat itu, ia berstatus sebagai pelatih kiper Mitra Kukar. Tapi jelang laga kontra PSM, kubu Naga Mekes dipusingkan dengan cedera yang membekap dua penjaga gawang mereka. Alhasil, Joyce terpaksa "turun gunung" setelah dua tahun pensiun.

Pria kelahiran Parigi (Sulawesi Tengah), 18 Oktober 1975 itu memulai kariernya di Persita pada Ligina 2006. Setelahnya Joyce memperkuat sejumlah klub seperti Persma Manado (2007), Persidafon Dafonsoro (2008), Persikab Kab. Bandung (2009), Persiram Raja Ampat (2009-2010) dan terakhir Mitra Kukar (2010-2015, 2017).

Saat ini, pria yang biasa disapa "Joy" itu masih berstatus sebagai pelatih kiper Mitra Kukar.

3. Jendry Pitoy

Jendry Pitoy dalam balutan jaket staf pelatih Persmin Minahasa musim 2021. (Instagram.com/jendrypitoy_official)

Saat mendengar nama Jendry Pitoy, yang terlintas di kepala adalah nama klub Persipura Jayapura. Bisa dimengerti. Ini tak lain lantaran kiper kelahiran Tomohon (Sulut), 15 Januari 1981 tersebut jadi bagian sentral dalam periode emas tim Mutiara Hitam.

Memulai karier di tim muda Persmin, Jendry justru memulai karier profesionalnya sebagai kiper Persma pada musim 2000/01. Setelah itu, ia diboyong Persikota Tangerang. Ia membela tim Bayi Ajaib dari 2001 hingga 2004.

Masuk Ligina 2004, Jendry menerima tawaran Persipura. Bersama mereka, ia mengecap sukses trofi Ligina 2005 dan Liga Super 2008/09.

Selepas hengkang dari Perspura pada 2010, Jendry melanjutkan perantauannya. Ia tercatat bermain untuk Perseman Manokwari, Persija Jakarta, Persib Bandung, Persiram Raja Ampat, Bhayangkara Surabaya FC, Perseka Kaimana dan terakhir PSBS Biak. Selain itu, ia sempat tampil 18 kali bersama Timnas Indonesia dari kurun tahun 2003 hingga 2008.

Kabar terakhir, Jendry kembali ke tim tempatnya menimba ilmu bal-balan pertama kali untuk mengabdi. Sejak Oktober 2021, ia didapuk sebagai pelatih kiper Persmin yang saat ini berlaga di Liga 3 Regional Sulut.

4. Ferry Rotinsulu

Ferry Rotinsulu saat bertugas sebagai pelatih kiper Sriwijaya FC untuk persiapan Liga 2 musim 2021. (Instagram.com/ferry.rotinsulu)

Nama Ferry Rotinsulu selalu identik dengan Sriwijaya FC. Sebab ia punya peran sentral dalam kesuksesan Laskar Wong Kito pada dekade 2010-an.

Ferry lahir di Palu (Sulteng) pada 28 Desember 1982. Ia mengawali karier pada tahun 1999 sebagai pemain Persipal Palu, yang saat itu bermain di Divisi Satu. Masuk musim 2004, Ferry yang baru berusia 22 tahun dikontrak oleh Persijatim Solo FC. Persijatim sendiri awalnya berasal dari Jakarta Timur, dan bermain di Stadion Lebak Bulus. Tapi sulitnya finansial membuat mereka relokasi ke Kota Solo.

Masuk akhir 2004, Persijatim dibeli oleh Pemprov Sumatera Selatan dan berganti nama jadi Sriwijaya FC. Ferry pun ikut pindah dari Kota Batik ke Palembang. Sempat tertatih di tahun-tahun awal, Ferry dan kawan-kawan baru menggebrak pada musim 2007. Di bawah asuhan Rahmad Darmawan, mereka menyabet gelar juara Liga Indonesia dan Piala Indonesia (saat itu dikenal sebagai Copa Dji Sam Soe).

Mayoritas karier Ferry dihabiskan bersama Sriwijaya FC. Dari tahun 2005 hingga 2013, ia mendapat tujuh trofi. Satu gelar Ligina (2007), tiga Piala Indonesia (2007, 2008, 2010), sebiji Community Shield (2010) dan dua medali juara Inter Island Cup (2010, 2013).

Persebaya 1927, yang kemudian berganti nama jadi Bhayangkara Surabaya FC, adalah klub terakhir yang ia perkuat sebelum gantung sarung tangan.

Sekarang, Ferry kembali mengabdi untuk Sriwijaya FC (kini bermain di Liga 2) sebagai pelatih sekaligus pembimbing kiper-kiper muda.

Baca Juga: Goyang Latin di Kota Daeng: Amerika Selatan dalam Starting XI PSM

Berita Terkini Lainnya