Goyang Latin di Kota Daeng: Amerika Selatan dalam Starting XI PSM

Riwayat para legiun asing yang penuh prestasi di Mattoanging

Makassar, IDN Times - Jelang musim 2020, PSM Makassar kembali merekrut pemain asal Amerika Latin. Dia adalah Giancarlo Lopes, penyerang yang sebelumnya bermain di Perak FA II. 

Giancarlo bakal jadi ujung tombak Juku Eja, setelah mengandalkan jasa Eero Markkanen dan Amido Balde di Liga 1 musim 2019.

Nah, kehadiran striker berusia 30 tahun itu menambah panjang daftar legiun asing asal Amerika Selatan yang singgah ke Mattoanging sejak Ligina pertama. Untuk menyegarkan ingatan, berikut ini IDN Times menyusun daftar singkat riwayat Latinos di Kota Daeng, berdasarkan data yang dihimpun akun Instagram @memori_psm.

Baca Juga: Catat Tanggalnya! Draf Jadwal Lengkap PSM Makassar di Liga 1 2020

1. Brasil

Goyang Latin di Kota Daeng: Amerika Selatan dalam Starting XI PSMANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Giancarlo Lopes adalah Brasileiro ke-12 yang bermain untuk PSM Makassar. Pamor Brasil sebagai negara importir pesepak bola sudah terbangun sejak dekade 1970-an. Tujuan utama mereka adalah Asia dan Eropa. Untuk Indonesia, pemain asing baru ramai-ramai berdatangan pada Ligina edisi pertama yakni musim 1994/95.

PSM sendiri baru mulai memakai jasa pemain asing pada musim 1995/96. Tiga pemain asal Brasil langsung didatangkan. Ada bek Marcio Novo, gelandang Luciano Leandro serta striker Jacksen F. Tiago. Hasilnya? PSM jadi runner-up Ligina II.

Masuk musim 1996/97, Jacksen hengkang ke Persebaya. Selanjutnya, ada Oseais Luiz yang didatangkan. Namun penampilannya yang jauh dari ekspektasi membuat manajemen memulangkan Luiz di tengah musim berjalan.

Carlos de Mello jadi Brasileiro paling sukses di PSM. Gelandang bertubuh gempal itu membantu anak asuh Henk Wullems menjuarai Ligina musim 1999/2000. Prestasi tersebut tak lagi dirasakan pemain asal Brasil lainnya hingga kini.

Setelah De Mello, silih berganti datang para kompatriotnya. Mulai dari Marcelo Ramos (Ligina 2004), David da Rocha dan Daniel Baroni (IPL 2011), kuartet Luiz Ricardo - Alex da Silva - Paulo Martins - Alex Souza di ISC 2016, Reinaldo Elias da Costa (berpaspor Australia) yang bersama PSM di setengah musim Liga 1 2017, ditambah Sandro (kewarganegaraan Hong Kong) di sepanjang paruh kedua musim 2018.

2. Chili

Goyang Latin di Kota Daeng: Amerika Selatan dalam Starting XI PSMANTARA FOTO/Adnan

Nah, negara kurus ini jadi penyumbang kedua terbanyak legiun asing di PSM. Oscar Aravena tercatat jadi pemain asal Chili pertama yang merumput, tepatnya sejak Ligina 2003. Tak tanggung-tanggung, selain membawa Juku Eja finis sebagai runner-up di bawah Persik Kediri, Oscar turut menggondol predikat pemain tersubur berkat 31 golnya dalam 38 pertandingan.

Silih berganti pemain asal Chili datang sebagai bagian dari tim. Ada kiper Sergio Vargas dan bek Darwin Peres (2004), Julio Lopez dan Luis Pena (LSI 2008/09), striker Cristian Carrasco (LSI 2009/10), dan Cristian Febre yang direkrut pada LPI 2012. Namun mereka tak kunjung mengulang kisah manis Oscar.

3. Argentina

Goyang Latin di Kota Daeng: Amerika Selatan dalam Starting XI PSMANTARA FOTO/Yusran Uccang

Tanah kelahiran Maradona ini turut menyumbang legiun asing untuk PSM Makassar. Akan tetapi, tercatat hanya ada empat nama asal Argentina yang sudah memperkuat Juku Eja sejak era Ligina.

Herman Caputto, yang memperkuat PSM pada Ligina 2004, jadi pemain Argentina dengan prestasi tertinggi. Berposisi sebagai kiper, ia mengantar anak asuh Miroslav Janu finis sebagai runner-up di bawah Persebaya Surabaya. Kehadiran Herman membawa PSM jadi tim dengan angka kebobolan paling sedikit yakni 28 gol. Hanya dua angka lebih banyak ketimbang Bajul Ijo yang keluar sebagai juara.

Selanjutnya ada Mariano Sorrentino dan Fernando Martin Stagnari (Ligina 2005), gelandang Claudio Pronetto di ISL 2008/09, ditambah duo Robertino Pugliara - Mario Costas pada ISL 2014.

Baca Juga: Jadwal Lengkap PSM Makassar di Grup H AFC Cup 2020

4. Paraguay

Goyang Latin di Kota Daeng: Amerika Selatan dalam Starting XI PSMANTARA FOTO/Andika Wahyu

Paraguay memiliki tempat tersendiri di hati banyak suporter PSM Makassar. Negara tanpa laut itu selalu menyumbang para penyerang tajam. Tercatat ada tiga ujung tombak asal Paraguay yang pernah berseragam merah marun.

Pertama adalah Osvaldo Moreno di Ligina 2005 yang berhasil membukukan 12 gol. Selanjutnya yakni Aldo Barretto dengan total 11 gol di Ligina dan Piala Indonesia 2006.

Silvio Escobar jadi nama terakhir. Striker 33 tahun yang masih aktif itu menerima pinangan PSM jelang ISL 2015. Sayang, Silvio tak punya kesempatan menunjukkan taji lantaran ISL 2015 dihentikan pada pekan keempat lantaran PSSI dijatuhi sanksi oleh FIFA.

5. Uruguay

Goyang Latin di Kota Daeng: Amerika Selatan dalam Starting XI PSMDok. Istimewa

Berbicara tentang Uruguay, sulit untuk tak menyinggung salah satu mesin gol PSM Makassar di Ligina musim 2003. Ya, dia adalah Cristian Gonzales, sang penyumbang 27 gol. Meski Pasukan Ramang hanya finis sebagai juara dua di bawah Persik Kediri, reputasi Crisgol sebagai juru gedor mumpuni pertama kali mencuat di Makassar.

Masuk Ligina 2004, Oscar Aravena (tandem Gonzales) hengkang ke Persela Lamongan. Gelandang Ronald Fagundez masuk direkrut sebagai "pelayan" bagi Crisgol. Akan tetapi, Gonzales menghabiskan sisa musim 2004 sejak pekan kesembilan akibat cedera parah.

Kehilangan Gonzales tak membuat ketajaman berkurang. Fagundez membuat PSM bekerja kolektif dalam mencari gol. Hasilnya? Meski urung menjadi juara, PSM kembali finis sebagai runner-up dua kali secara beruntun.

Baca Juga: Mengintip Kekuatan Calon Lawan PSM Makassar di AFC Cup 2020

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya