TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[KLASIK] Mengingat Kembali Setengah Musim PSM Makassar di ISL 2010/11

Pemicu hengkangnya Juku Eja ke Liga Primer Indonesia

Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts (kiri), memberi arahan kepada pemainnya saat uji coba lapangan di Stadion Mattoanging Gelora Andi Mattalatta Makassar, Sabtu (20/11/2010). PSM Makassar akan menjamu tamunya, Pelita Jaya dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 di Makassar pada Minggu 21 November 2010. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

Makassar, IDN Times - Perjuangan PSM Makassar di setengah musim Liga Super Indonesia (LSI) 2010/11 mungkin dilupakan oleh banyak kalangan. Padahal selama 11 pertandingan, mereka jadi pesaing potensial si langganan juara Persipura Jayapura. Alhasil, papan atas klasemen dikuasai oleh dua raksasa asal Indonesia Timur.

Berkutat di papan bawah sepanjang musim 2009/10, manajemen PSM merombak materi tim secara besar-besaran. Robert Rene Alberts didatangkan dari Arema Malang sebagai pelatih kepala yang baru. The Dutchman mengganti mendiang Tumpak Sihite yang berhasil menyeret PSM keluar dari mimpi buruk turun kasta.

Skuad utama juga alami hal serupa. Sejumlah pemain lokal seperti Hendra Wijaya, Fathurrahman, Diva Tarkas dan Aditya Putra Dewa dipertahankan. Namun ada lima penggawa Persebaya Surabaya didaratkan ke Kota Daeng. Mereka adalah trio bek Djayusman Triasdi - Supriono - Satrio Syam, gelandang Korinus Fingkriew dan striker Andi Oddang.

Pembaruan juga terjadi pada barisan legiun asing. Ada dua pemain Australia yakni Goran Subara (dari Gombak United) dan Srecko Mitrovic (East Bengal). Selain itu turut pula Jules Basile Onambele (Gresik United, Kamerun), Anoure Obiora (Sriwijaya FC, Nigeria) dan Marwan Sayedeh (Pelita Jaya, Suriah).

1. Usai terseok-terseok di musim 2009/10, PSM mendapat suntikan dana melimpah

Pesepakbola kesebelasan Arema Indonesia, Fakhruddin (kanan) berebut bola dengan pesepakbola kesebelasan PSM Makasar, Andi Odang (kiri) dalam kompetisi IIC (Inter Island Cup) Grup A di Stadion Kanjuruhan, Jumat (27/8/2010). Arema mengalahkan PSM dengan skor akhir 1-0. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Di sisi lain, beban keuangan yang menimpa musim sebelumnya membuat PSM banyak berbenah dari segi finansial. Di LSI 2009/10, mereka sempat terlambat membayar gaji pemain. Dana operasional, termasuk transportasi dan gaji pemain, yang harus dikeluarkan setiap bulannya mencapai Rp350 juta.

Situasi sedikit membaik di paruh kedua LSI 2009/10. Mereka mendapat suntikan dana Rp2 miliar dari PDAM Kota Makassar. Namun jelang musim berakhir, ada biaya tambahan sekitar Rp1,5 miliar agar PSM bisa jalani dua laga pamungkas serta babak 16 besar Piala Indonesia di Jayapura.

Masuk LSI 2010/11, PSM tingkatkan dana operasional demi kembali bersaing di papan atas. Dana yang mencapai Rp21 miliar, dengan modal awal sebesar Rp15 miliar dari APBD Pemprov Sulawesi Selatan dan Pemkot Makassar. Selain itu, sebanyak 15 sponsor turut digandeng dengan suntikan dana masing-masing sebesar Rp30 juta.

Masalah tiga musim tanpa sponsor utama juga menemui jalan keluar pada Oktober 2010. Dengan nilai kontrak Rp1 miliar untuk satu tahun, logo Bosowa Corporation pun tercantum di jersey pemain.

Baca Juga: [KLASIK] 3 Klub Sulawesi Pesaing PSM Makassar di Ligina 2007

2. Di pekan-pekan awal, Andi Oddang cs tampil trengginas

Pesepakbola PSM Makassar Goran Subara menggendong rekannya Srecko Mitrovic sesaat setelah mencetak gol ke gawang kesebelasan Persibo Bojonegoro dalam laga lanjutan Liga Super Indonesia 2010-2011 di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, Rabu (29/9/2010). PSM Makassar menang tipis 1-0. (ANTARA FOTO/Arief Priyono)

Wajah baru PSM pertama kali unjuk gigi di turnamen pramusim Inter Island Cup (IIC) 2010. Tergabung di Grup A bersama tuan rumah Arema Malang dan Persiwa Wamena, mereka ditekuk dua kali. Masing-masing 1-0 oleh Singo Edan, lalu 2-4 dari Persiwa yang waktu itu diperkuat Ferdinand Sinaga.

Finis sebagai juru kunci Grup A IIC 2010, PSM baru tancap gas ketika ISL 2010/11 bergulir. Bertamu ke Stadion Gelora Bumi Kartini, markas Persijap Jepara, di pekan pembuka (Minggu, 26 September 2010), mereka membawa pulang tiga poin berkat gol semata wayang Andi Oddang di menit ke-44.

Kemenangan kembali diraih saat PSM bersua Persibo Bojonegoro di Stadion Letjen H. Sudirman. Tuan rumah ditundukkan lewat gol tunggal Goran Subara. Enam poin dari dua laga awal jadi start sempurna.

Sempat dibekuk Sriwijaya FC 2-1 dalam lawatan ke Palembang, giliran Persib Bandung yang dikejutkan. Pada partai pekan keempat, anak asuh Robert Rene Alberts membuat seisi Stadion Siliwangi terdiam. Mereka membekuk Pangeran Biru lewat skor tipis 1-2, berkat gol bunuh diri bek tuan rumah Wildansyah enam menit sebelum bubaran.

3. Laga pekan ke-11 kontra Semen Padang jadi puncak kekesalan manajemen

Sejumlah seporter PSM Makassar masuk ke lapangan saat terjadi keributan saat pertandingan PSM Makassar dan Semen Padang FC dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2010/2011di Stadion Mattoanging Gelora Andi Mattalatta Makassar, Sabtu (27/11/2010) malam. Keributan terjadi ketika seporter tidak menerima hasil kepemimpinan wasit yang dinilai berat sebelah dan mengakibatkan PSM Makassar kalah 0-1 (0-0) atas Semen Padang FC dan pertandingan terpaksa dihentikan pada menit 85. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

Jalan Andi Oddang cs selanjutnya terasa lebih lapang. PSM berturut-turut menang 2-1 atas Persisam Putra Samarinda (pekan kelima, Kamis 28 Oktober 2010) serta menundukkan Bontang FC dengan skor 1-0 (pekan keenam, Minggu 31 Oktober 2010). Semuanya diperoleh kala bertanding di Mattoanging.

Tur Jawa Timur jadi awal segala polemik. Sebelum berangkat ke Sidoarjo untuk bersua Deltras, manajemen sempat protes ke Badan Liga Indonesia (BLI). Sebabnya, jadwal pertandingan diubah sampai tiga kali. Hasil tur Jawa Timur? PSM kalah dengan skor identik 2-0 dari Deltras (dihentikan pada menit ke-85 setelah enam pemain PSM cedera) dan Persela Lamongan.

Dua laga selanjutnya, mereka ditahan imbang 2-2 oleh Pelita Jaya lalu menang tipis 2-1 atas Persiwa. Namun, laga pekan kesebelas ketika menjamu Semen Padang jadi puncaknya.

Sabtu malam tanggal 27 November 2010, duel kontra Kabau Sirah berlangsung keras. Beberapa kali pemain tim tamu lakukan pelanggaran, namun tak ada ganjaran. Penggawa Pasukan Ramang malah dengan mudahnya diganjar kartu. Semen Padang juga unggul 0-1 berkat lesatan Saktiawan Sinaga di menit ke-59.

Protes membahana dari tribun, mereka tersulut kepemimpinan wasit Aeng Suarlan yang dianggap berat sebelah. Menit ke-87, para penonton yang kesal menghambur ke lapangan. Ratusan aparat keamanan berusaha menghalau dengan gas air mata. Bentrok berlanjut hingga di luar area stadion.

Baca Juga: [KLASIK] Ketika Mattoanging Masih Pentaskan Laga Internasional

Berita Terkini Lainnya