[KLASIK] 3 Klub Sulawesi Pesaing PSM Makassar di Ligina 2007
Masih ingat dengan Persmin Minahasa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Liga Indonesia musim kompetisi 2007 menyimpan kenangan tersendiri bagi suporter PSM Makassar. Inilah kali terakhir publik menyaksikan empat tim asal Sulawesi saling bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Juku Eja sempat merasakan duel adu gengsi dengan tiga saudara sepulaunya. Namun sejak Liga Super 2008/09, atau selama 12 tahun, PSM sendirian membawa kebanggaan Celebes dalam kancah nasional.
Sebagai pengingat dan nostalgia masa lalu, berikut ini IDN Times membahas sepak terjang tiga klub pesaing PSM Makassar di musim 2007 sebelum semuanya vakum akibat krisis finansial.
1. Persmin Minahasa
Persmin Minahasa layak disebut sebagai tim dengan prestasi mentereng setelah PSM. Di Ligina 2006, skuad asuhan Joko Malis ini berhasil merusak dominasi tim-tim besar dengan merangsek ke babak semifinal. Reputasi tim kuda hitam pun sah tersemat.
Materi pemainnya pun mentereng. Mereka mengandalkan pemain-pemain mumpuni seperti Eugene Gray, mendiang Etoga Esse Romaric, Tommy Monggopa, Ghery Nugroho, Jorge Toledo, Daniel Campos, Jibby Wuwungan, Djet Donald dan Miro Baldo Bento. Persmin Minahasa bahkan keluar sebagai pemuncak klasemen Wilayah Timur Ligina 2006, kangkangi dua tim besar lain yakni Persik Kediri dan PSM.
Jelang Ligina 2007, manajemen tim Manguni Makasiouw (Burung Hantu Hitam) menggelontorkan dana fantastis senilai Rp20 miliar yang berasal dari APBD Kabupaten Minahasa. Terjadi perombakan total utamanya susunan pemain asing. Beberapa nama anyar yang didatangkan seperti Pedro Jalet dan Osvaldo Moreno. Turut pula pemain asal Makassar yakni Hendra Ridwan, Zulkifli Syukur, Akbar Rasyid.
Pelatih kepala Herry Kiswanto, pengganti Joko Malis yang direkrut menjadi asisten pelatih timnas senior, dibebankan target menjadi juara Ligina edisi terakhir. Sayang, Persmin gagal mengulang sukses di musim sebelumnya. Mereka finis di peringkat 8 dengan mengumpulkan 53 poin, hanya terpaut empat angka dengan Arema yang duduk di posisi 4.
Meski secara klasemen dinyatakan sah menjadi salah satu tim peserta Liga Super 2008/09, Persmin gagal tampil lantaran tak lolos verfikasi. Krisis finansial dan larangan penggunaan APBD membuat klub yang bermarkas di Stadion Maesa Tondano ini juga tak bisa berlaga di Divisi Utama.
Sejak 2017, Persmin berkecimpung di kasta terbawah dan sempat menjadi juara Liga 3 Zona Sulawesi Utara pada musim 2018.
Baca Juga: Parade Jersey PSM Makassar dari Masa ke Masa (1)
Baca Juga: [Klasik] Kiprah Para Striker PSM di Liga Indonesia Musim 2007