TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Parade Jersey PSM Makassar dari Masa ke Masa (1)

Sejak awal sudah setia dengan warna merah marun

Instagram.com/memori_psm / Twitter.com/kangope

Makassar, IDN Times - Jersey sebagai "pakaian perang" di mata para penikmat sepak bola seolah menjadi bagian penting dari perjalanan panjang sebuah kesebelasan. Pakaian mereka turut menjadi saksi bisu segala kesuksesan atau keringnya prestasi di lapangan hijau. Jatuh bangun hingga setiap tetes keringat yang mengucur turut dirasakan para pemain dalam balutan baju kebesaran.

PSM juga demikian. Sejak mulai merasakan ketatnya kompetisi nasional pada 1951, warna merah sudah identik dengan mereka. Berikut IDN Times sajikan secuplik perjalanan Pasukan Ramang serta jersey yang menemani mereka di masa-masa awal membangun reputasi sebagai raksasa dari Indonesia Timur.

Baca Juga: Launching Skuat 2019, PSM Makassar Pamer Jersey dan Sponsor Baru!

1. Era 1950-an, "anak baru" yang sederhana

Instagram.com/memori_psm

PSM baru pertama kali merasakan ketatnya kompetisi tingkat nasional pada Kejurnas PSSI 1951. Menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia Timur, Ramang dan kawan-kawan finis sebagai runner-up setelah hanya mengumpulkan tiga poin dari tiga laga (menang 2-0 atas Persija, imbang 1-1 kontra PSIM Yogyakarta, kalah 3-0 dari Persebaya).

Sempat vakum pada 1952 dan tak berbicara banyak di musim 1953/54, gelar juara perdana baru datang dalam edisi keempat Kejurnas yang dihelat pada 1955-57. Gelar kian lengkap lantaran Ayam Jantan dari Timur tak terkalahkan dalam 6 partai beruntun (5 menang dan sekali kalah).

Tak sampai di situ, PSM turun menjadi tim tersubur lantaran mengumpulkan 23 gol. Ramang menjadi top skorer dengan koleksi 14 angka. Duet gelandang Makmur Chairuddin dan Icing Pasande, pemain yang ada dalam foto di atas, turut menjadi bagian dalam kesuksesan tersebut.

Sepanjang dekade 1950-an, merah sudah menjadi warna utama untuk jersey mereka. Yang mencolok adalah lambang klub di dada kiri, terpampang cukup jumawa lantaran ukurannya. Sederhana, tapi "menyala".

Baca Juga: Jalan Panjang PSM Makassar dalam Merajai Sepak Bola Indonesia

2. Era 1960-an, melanjutkan dominasi

Twitter.com/kangope

Dekade 1960-an ditandai dengan reputasi PSM yang kian mentereng. Dengan anggota skuad yang banyak berubah (kecuali Ramang), trofi kembali disabet pada Kejurnas PSSI musim 1964/65 dan 1965/66. Sepasang medali juara dua turut hadir, yakni dalam edisi 1961 serta 1964.

Sejumlah pemain turut menjadi tulang punggung timnas Indonesia waktu itu. Mulai dari kiper Maulwi Saelan, penyerang Solong Haya, winger Frans Yo hingga duet bomber Suardi Arlan - Nursalam.

Pada masa ini, jersey mereka mengadopsi warna merah cerah kendati dalam beberapa kesempatan, warna merah marun tetap dipakai. Salah satunya dalam partai final Perserikatan 1964/65 yang mempertemukan PSM dengan Persebaya.

Berita Terkini Lainnya