Badai Telah Berlalu: Perjalanan PSM hingga Sampai di Podium Juara
Sempat diragukan karena materi pemain tak meyakinkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - PSM Makassar resmi ditahbiskan sebagai jawara Liga 1 musim 2022-23. Kemenangan 1-3 atas Madura United pada Jumat lalu (31/3/2023) mengantar anak asuh Bernardo Tavares tersebut akhiri puasa gelar liga selama 23 tahun. Jarak 13 poin sudah tak mungkin dikejar oleh pesaing terdekat mereka, Persib Bandung.
Catatan PSM musim ini pun bisa dibilang tanpa cacat. Hingga pekan ke-32 mereka menjadi tim dengan kekalahan paling sedikit (2 kali), paling agresif kedua setelah Bali United (60 gol), dan kebobolan paling sedikit (24 gol). Strategi direct compact football, yang belakangan ikut dipraktikkan Persik Kediri, ternyata sangat ampuh.
Namun, apa yang diraih PSM musim ini bukan hasil kerja dalam satu malam. Butuh proses yang sangat panjang. Pengalaman nyaris degradasi pada musim lalu menjadi katalis perubahan, dimulai dengan perekrutan Bernardo Tavares sebagai pelatih kepala. Sukses ini juga diraih saat berkandang di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare, lantaran Mattoanging masih menjadi puing-puing.
1. Dengan materi tim kurang meyakinkan, pelatih PSM meminta suporter tak berekspektasi tinggi
Awalnya, materi pemain PSM sendiri sempat mengundang keraguan dari publik. Pemain-pemain lokal yang direkrut yakni Akbar Tanjung, Ramadhan Sananta, Agung Mannan, Safrudin Tahar hingga Bryan Cesar. Mereka lebih banyak beredar di kancah Liga 2 dan tak menonjol di klub sebelumnya. Seluruh rekrutan lokal sendiri disodorkan kontrak setelah diseleksi. Mereka jadi pelengkap skuat yang hanya mempertahankan sejumlah pemain dari musim sebelumnya. Tak lupa, banyak anak muda pula jebolan PSM U-18 yang naik kelas ke tim utama.
Reaksi berbeda justru ditunjukkan saat merekrut tiga pemain asing (Yuran Fernandes, Everton Nascimento dan Kenzo Nambu) yang menjanjikan dari sisi statistik. Meski tak beredar di klub papan atas, ketiganya sudah punya bekal jam terbang tinggi kendati baru pertama kali mencicipi sepak bola Indonesia, sama seperti coach Tavares.
Pada kesempatan awalnya berbicara dengan awak media, Tavares menekankan bahwa ia meminta semua pihak bersikap realistis dengan skuat yang ada. Pelajaran pahit musim sebelumnya membuatnya meminta suporter untuk tidak memasang ekspektasi tinggi. Banyak pihak tak memasukkan mereka dalam daftar kandidat juara.
"Target saya adalah ingin membawa tim ini lebih baik dari musim lalu," jelasnya, tanpa merinci apakah ini dari sisi peringkat atau performa di lapangan hijau.
Baca Juga: Kunci Gelar Liga 1, Pelatih PSM: Ini Hasil Tempaan Masa Sulit