Sejarah Enam Dekade Lalu: PSM Mencetak Gol Pertama di Stadion GBK
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), yang sempat dikenal dengan nama Stadion Utama Senayan, selama ini memang lebih lekat dengan Persija Jakarta. Sebagai tim ibu kota, Macan Kemayoran sering menggunakan arena berkapasitas 77 ribu penonton tersebut untuk bertanding di pentas nasional atau internasional.
Di sisi lain, PSM Makassar juga memiliki memori manis di SUGBK. Mereka pernah tiga kali membawa pulang trofi dari sana. Mulai dari Perserikatan 1964-65, Perserikatan 1991-92 dan Ligina 1999-2000.
Namun jika diingat lebih jauh, Juku Eja punya catatan unik. Mereka adalah tim pertama yang mencetak gol di SUGBK saat baru diresmikan. Ini terjadi pada Minggu 22 Juli 1962.
Baca Juga: Head to Head Persija vs PSM: Juku Eja Nirmenang Sejak 2017
1. Laga Persija kontra PSM berlangsung sehari setelah peresmian SUGBK oleh Soekarno
Stadion hasil rancangan Friedrich Silaban tersebut dibangun untuk keperluan Asian Games yang berlangsung pada 24 Agustus hingga 4 September 1962. Biayanya sendiri mencapai US$12,5 juta (setara dengan US$125 juta sekarang, atau Rp189 triliun) menggunakan kredit lunak pinjaman Uni Soviet.
Peresmiannya berlangsung meriah pada Sabtu 21 Juli 1962, dengan pengguntingan pita oleh Presiden Soekarno. Acara seremoni yang disaksikan oleh lebih dari 100 ribu orang tersebut dihadiri pula oleh Wakil Perdana Menteri Uni Soviet yakni Anastas Mikoyan.
Pertandingan sepak bola pertama di SUGBK baru berlangsung keesokan harinya, Minggu malam tanggal 22 Juli 1962. Persija Jakarta menantang PSM Makassar yang saat itu berstatus runner-up kejuaraan Perserikatan 1959-61.
2. Frans Yo (barisan bawah, dua dari kiri) adalah pencetak gol pertama di SUGBK
Duel ini sendiri diliput oleh banyak surat kabar, salah satunya adalah harian Merdeka. Berdasarkan laporan pertandingan di Merdeka edisi Senin 23 Juli 1962, pertemuan dua kutub sepak bola Indonesia ini disaksikan oleh 50 ribu pasang mata. Ini adalah laga pembuka turnamen mini PSSI yang juga diikuti oleh PSMS Medan dan Persib Bandung.
Koresponden Merdeka menulis bahwa PSM di laga ini mempraktikkan gaya bermain yang sangat lain ketimbang saat mereka diperkuat trio Suardi Arland - Ramang - Noor Salam. "PSM bermain lebih terbuka dan mempergunakan lebih banyak switch (perpindahan cepat posisi pemain) yang konsepsionil daripada short passing (umpan pendek) yang tradisionil," tulis mereka.
Dengan strategi permainan yang cair, PSM bisa lebih dulu menjebol gawang Persija lewat tembakan jarak dekat Frans Yo. Gol tersebut juga menjadi gol pertama dari pertandingan sepak bola di SUGBK yang baru berumur satu hari.
3. Juku Eja finis sebagai runner-up turnamen mini PSSI yang diikuti oleh empat tim Perserikatan
Duel tersebut berakhir dengan skor sama kuat 3-3. Gol-gol PSM lahir dari kreasi Frans Yo, Idris Mappakaya serta Solong Haya. Sedangkan Persija mengejar lewat sepasang gol Suranto dan satu angka dari Sutjipto "Gareng" Soentoro.
Meski begitu, Merdeka justru memuji penampilan striker Solong. Ia disebut pandai membuka ruang saat menyusun serangan. "Ia merupakan pemain yang paling sering langsung membahayakan gawang lawan," tulis sang koresponden.
PSM yang saat itu dilatih Suwardi Arland finis di peringkat dua turnamen mini tersebut. Maung Bandung keluar sebagai jawara setelah menyapu bersih tiga laga dengan kemenangan.
Baca Juga: PSM Makassar Musim 2023-24: Bukan Lagi Sekadar Tim Penggembira