TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polisi: LSM Tunggangi Pembakaran dan Perusakan di Kampus UMI 

Polisi menyebut LSM itu telah teridentifikasi

Penyerangan dan pembakaran ratusan orang di sekretariat Mapala UMI, Senin (18/11) / Sahrul Ramadan

Makassar, IDN Times - Jajaran Polda Sulsel mengungkap sejumlah temuan baru terkait kasus pembakaran Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam (Mapala) dan Fakultas Hukum (FH) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Polisi menduga ada keterlibatan kelompok yang mengatasnamakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam insiden itu. “Jadi LSM ini, apakah ini mewakili masyarakat secara umum atau hanya sok-sokan mengatasnamakan masyarakat,” kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Ibrahim Tompo, Rabu (20/11).

Baca Juga: Ratusan Orang Serang dan Bakar Sekretariat Mapala UMI

1. Polisi menduga, LSM ini memprovokasi sehingga massa menyerang kampus UMI

Kondisi Sekretariat Mapala UMI pascapenyerangan ratusan orang berpenutup muka, Senin (18/11) / Sahrul Ramadan

Peristiwa penyerangan ratusan pelaku bertutup muka, terjadi pada Senin (18/11) sekitar pukul 16.00 Wita. Membabi buta, mereka membakar Sekretariat Mapala UMI dilanjutkan dengan merusak sejumlah infrastruktur di fakultas hukum.

Usai membakar, ratusan orang itu merangsek masuk ke fakultas hukum yang tak jauh dari sekretariat mapala. Di sana, mereka merusak fasilitas fakultas. Kaca-kaca dipecahkan hingga perangkat belajar mengajar mahasiswa diobrak-abrik.

Mahasiswa yang saat itu sedang mengikuti proses belajar-mengajar berhamburan dan menyelamatkan diri. “Ini sudah mempengaruhi kondisi masyarakat. Ini provokasi. Sudah jelas kita akan proses kalau dia provokasi,” tegas Ibrahim.

2. Polisi ingatkan LSM untuk tidak ikut campur, jika ngotot akan ditindak tegas

Kondisi FH UMI pascapengrusakan ratusan orang berpenutup muka, Senin (18/11) kemarin / Sahrul Ramadan

Ibrahim mengingatkan, agar kelompok yang mengklaim diri sebagai LSM seolah-olah mewakili kepentingan masyarakat, untuk tidak ikut campur dan memperkeruh situasi kemanan. Jika tetap bersikukuh dan tak mengindahkan imbauan polisi, Ibrahim menegaskan tak segan bersikap tegas.

“Makanya saya sampaikan untuk kelompok-kelompok yang mau ikut campur dengan permasalahan ini, kita warning apabila memang mau memperbesar masalah maka kita akan mempermasalahkan dengan jalur hukum,” tegas Irbrahim kembali.

Menurut Ibrahim, sebagai kelompok yang mengklaim diri LSM seharusnya bisa membantu kepolisian dalam upaya menjaga dan menciptakan suasana kondusif di dalam kampus. “Sebagai masyarakat beradat beretika, kita bisa bijaksana menyelesaikan masalah ini. Jangan ada masalah seperti ini, ada lagi kelompok-kelompok tertentu yang memprovokasi membuat masalah menjadi makin besar,” ungkapnya.

3. Penyelesaian masalah di internal kampus UMI libatkan Forkopimda

Aparat kepolisian jajaran Polrestabes Makassar berjaga di lingkungan kampus UMI / Sahrul Ramadan

Di sisi lain, pihak kepolisian sejauh ini terus berkoordinasi dengan pihak kampus UM, mulai dari kepala yayasan kampus, rektorat hingga petinggi lembaga internal. Dalam waktu dekat kata Ibrahim, kelanjutan penyelesaian persoalan ini akan dibahas secara akbar.

Polisi juga akan melibatkan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Pertemuan rencananya dilaksanakan pekan depan. Langkah itu dinilai merupakan metode yang cukup efektif untuk menyelesaikan persoalan.

Keterlibatan Forkompimda bersama civitas akademika UMI diyakini akan bisa mencegah peristiwa serupa tak terulang di kemudian hari.

“Ini sangat meresahkan warga dan mahasiswa. Dan memang akhirnya ini menjadi atensi pimpinan. Kemudian pimpinan daerah juga sudah melakukan koordinasi untuk melakukan rapat dan memberikan perhatian terhadap kondisi ini. Karena masalah ini cukup meresahkan dan rawan berdampak,” tegas Ibrahim kembali.

Baca Juga: Rektorat Perketat Kampus UMI Usai Insiden Perusakan 

Berita Terkini Lainnya