TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penjelasan RS Dadi Soal Keluarga Pasien Ingin Ambil Paksa Jenazah

Keluarga pasien sempat ribut dengan petugas

Ilustrasi. Petugas jajaran Polrestabes Makassar melakukan pengamaman. IDN Times/Polrestabes Makassar

Makassar, IDN Times - Manajemen Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Kota Makassar, Sulawesi Selatan, buka suara soal ribut-ribut yang terjadi, pada Rabu (10/6) tadi malam. Saat itu keluarga salah satu pasien yang meninggal ramai-ramai datang untuk meminta kejelazan mengenai status jenazah.

"Jam 20.00 Wita malam tadi saya ditelepon sama petugas, kalau keluarganya mendesak mau datang mengambil (jenazah). Karena informasi yang keluarganya dapatkan, (pasien) pasien dalam pengawasan (PDP)," kata Direktur RSKD Dadi dr Arman Bausat, kepada IDN Times, Kamis (11/6).

Baca Juga: Warga Datangi RS Dadi Makassar, Mau Bawa Pulang Jenazah Pasien Corona

1. Pasien terindikasi positif COVID-19

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mia Amalia)

Arman menjelaskan, pasien yang meninggal dirujuk dari Rumah Sakit Stella Maris Kota Makassar pada akhir Mei 2020. Setelah menjalani perawatan intensif, pasien meninggal Rabu petang. Keluarganya pun berdatangan ke rumah sakit untuk mengambil jenazah.

Keluarga pasien sempat bersitegang dengan petugas rumah sakit dan Gugus Tugas COVID-19 Sulsel. Pihak keluarga ngotot membawa pulang jenazah karena meyakini bahwa pasien masih berstatus PDP.

"Setelah saya telusuri ke petugas dan dokter perawatanya, pasien ini positif. Sudah empat kali dites swab di RS Stella Maris, hasilnya sama," kata Arman.

Pihak keluarga pun diberi pemahaman bahwa jenazah harus ditangani sesuai standar atau protokol COVID-19. Arman menyatakan RSKD sudah memperlihatkan bukti hasil tes swab pasien kepada pihak keluarga.

2. Sebelum meninggal dunia, pasien sempat dites swab untuk kali kelima

Ilustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Arman mengatakan, beberapa hari lalu pasien sempat menjalani tes swab yang kelima. Petugas ingin memastikan apakah pasien sudah sembuh atau belum. Tapi sebelum hasil pemeriksaan keluar, pasien meninggal.

"Swab tes ini kan terus-terus, jalan berkali-kali. Kita swab lagi. Kita konfirmasi. Kemudian beberapa hari setelah itu, meninggallah pasiennya. Kan memang ada masalah di otaknya selain COVID-19," ujar Arman.

Pihak keluarga pasien, kata Arman, akhirnya memahami. Petugas rumah sakit kemudian berkoordinasi dengan tim Gugus Tugas COVID-19 Sulsel untuk membawa jenazah di pemakaman khusus pasien di Mancanda, Kabupaten Gowa.

Baca Juga: Ambil Paksa Jenazah PDP, 5 Orang Dinyatakan Reaktif COVID-19

Berita Terkini Lainnya