IDI: Kebijakan New Normal seharusnya Diikuti Sanksi
Bentuk pemantik agar masyarakat dibiasakan disiplin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Makassar dr. Wachyudi Muchsin masih meragukan efektivitas kebijakan new normal atau hidup normal baru yang direncanakan oleh Pemerintah Kota.
Wachyudi mengatakan, rencana itu belum diikuti upaya edukasi yang jelas agar masyarakat menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Dia juga ragu masyarakat akan disiplin jika pemerintah sekadar mengeluarkan aturan tanpa sanksi tegas.
"Umpamanya dilarang keluar malam atau setiap orang tidak pakai masker, didenda. Apa dendanya? Masyarakat yang taat mengikuti (aturan) apa reward-nya? Selain reward ada punishment. Ini bentuk trigger (pemantik) agar masyakat dibiasakan (dispilin)," Wachyudi kepada IDN Times, Senin, (1/6).
Baca Juga: IDI Sebut Rencana New Normal Pemkot Makassar Tidak Jelas
1. Pemerintah harus membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mengubah pola hidup
Wachyudi berharap Pemkot Makassar menyusun kebijakan new normal dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Yang utama adalah bagaimana membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengikuti protokol kesehatan.
Masyarakat, kata dia, mesti diajarkan bahwa tananan hidup memang berubah karena pandemik COVID-19. Dan yang terpenting adalah kesiapan untuk berubah karena situasi itu.
"Panglima utamanya itu adalah (protokol) kesehatan. Persoalannya adalah masyarakat malas untuk mengikuti itu," kata Wachyudi.
Baca Juga: Pasien Sepi, Rumah Sakit di Makassar Terancam Bangkrut