TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Densus 88 Antiteror Sudah Lama Tahu Rumah Terduga Teroris di Makassar

Ketua RT sempat didatangi Densus 88

Garis polisi dipasang di lokasi penangkapan teroris di Kompleks Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Makassar, IDN Times - Sebanyak 20 orang terduga teroris yang ditangkap di kompleks perumahan Villa Mutiara Cluster Biru, Jalan Boulevard, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, sudah lama dipantau oleh Densus 88 Antiteror.

Ketua RT setempat, Iwan mengaku pernah didatangi anggota Densus 88 untuk mencari informasi keberadaan terduga jaringan teroris di lingkungannya.

"Sudah lama dipantau sama densus. Sudah lama juga (anggota) densus pernah datang di rumah. 2015 kalau tidak salah ingat. Makanya saya sama beberapa warga di sini mulai tahu tapi kita tetap waspada," kata Iwan kepada jurnalis saat ditemui di lokasi, Rabu (9/12/2021).

1. RZ salah satu warga terlama tinggal di Kompleks Perumahan Villa Mutiara Cluster Biru

Garis polisi dipasang di lokasi penangkapan teroris di Kompleks Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Dua terduga teroris yang ditembak mati oleh polisi adalah RZ (44) dan AJ (22). Menurut Iwan, mertua dan menantu itu jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. "Tapi secara pribadi orangnya itu pak RZ bagus cuman jarang sosialisasi," tutur Iwan.

RZ telah tinggal di perumahan Villa Mutiara sejak 2015 lalu. Menurut Iwan, dia merupakan salah satu warga yang terbilang lama tinggal di kompleks tersebut. Di rumahnya, RZ tinggal bersama beberapa anggota keluarganya.

"Pernah juga jadi pengurus masjid di sini. Tapi dulu. Setelah ditahu informasi itu, mungkin dia mulai menutup diri," kata Iwan.

Namun Iwan tidak menyebut pasti siapa-siapa saja yang terdata tinggal di rumah RZ selain menantunya yang ikut tertembak dalam penangkapan pagi tadi. "Cuman kalau kadang hari biasa ramai juga. Barangkali jamaah-jamaahnya. Teman-temannya yang sering datang. Makanya kita biasa pantau-pantau," ucapnya.

2. Tiap pekan, jalur ke rumah RZ penuh motor milik anggota pengajian

Lokasi penangkapan teroris di Kompleks Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Di rumah RZ, jelas Iwan, hampir setiap pekan digelar aktivitas mengumpulkan banyak orang. Mereka merupakan anggota jemaah yang mengikuti pengajian. "Biasa sampai ful motor parkir dari sore sampai malam di sini (menunjuk lokasi mengarah ke rumah RZ)," ungkapnya.

Pernah suatu waktu Iwan bertanya tentang aktivitas tersebut. Mengingat, RZ tidak melapor akan mengumpulkan orang banyak tiap minggu di rumahnya. "Jadi dia jelaskan kalau ini ada majelis ta'lim untuk ibu-ibu. Ada juga pengajian dan semacam ceramah-ceramah di kelompoknya begitu. Tapi kita tetap pantau," ungkap Iwan.

Selain itu, RZ juga dikenal oleh warga setempat sebagai seorang yang rajin beribadah. Namun sebagian warga agak segan karena telah mengetahui informasi mengenai dugaan keterlibatannya dalam jaringan berbahaya. Di rumahnya, RZ dan keluarganya mencari nafkah dengan berdagang. "Ada usahanya jual bubur, terus seperti pom bensin mini juga. Jual-jualan begitu," imbuhnya.

Baca Juga: Kapolda: Dua Terduga Teroris yang Ditembak Gabung JAD sejak 2015

3. Jaringan MID berafiliasi dengan ISIS

Garis polisi dipasang di lokasi penangkapan teroris di Kompleks Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam menyatakan, kelompok ini adalah bagian dari Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Mereka teridentifiksi setelah peristiwa penggerebakan dan upaya pengungkapan jaringan teroris lainnya di Pondok Pesantren Ar Ridho, pimpinan Ustaz Basri di Sudiang, Biringkanaya, Mei 2015 lalu.

Merdisyam menjelaskan, dua orang yang ditembak adalah pimpinan dari JAD di Villa Mutiara. Jaringan ini merekrut ratusan anggota lain hingga di luar Sulsel. Mereka dibaiat untuk mengikuti ajaran khilafah ISIS pada tahun 2015 di Pondok Pesantren Ar Ridho milik Ustaz Basri.

"Kemudian juga melakukan kajian khusus pendukung daulah di Villa Mutiara yayasan Ar Ridho yang pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah bermaksud bergabung organisasi ISIS di Syuriah namun dapat dibatalkan keberangkatannya di Bandara Soekarno-Hatta," ungkap Merdisyam.

Baca Juga: Polisi Tembak Mati Dua Terduga Teroris di Makassar

Berita Terkini Lainnya