TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ancaman Longsor, Tim SAR Hentikan Pencarian 3 Korban Gempa di Majene

Tim SAR gabungan mencari korban 4 hari berturut-turut

Tim SAR gabungan dalam operasi pencarian korban gempa di Majene/Basarnas Makassar

Makassar, IDN Times - Tim SAR gabungan terpaksa menghentikan proses pencarian tiga orang korban gempa di Dusun Aholeng, Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Rabu (20/1/2021). Tiga korban yang diduga tertimbun longsor adalah Ahmad atau Papa Naba, Nurlia, dan Nurfatma.

"Lokasi pencarian memiliki risiko sangat tinggi dikarenakan material longsoran seperti tanah dan bebatuan sangat labil dan dapat memungkinkan terjadinya longsor susulan," kata SAR Mission Coordinator (SMC) Saidar Rahman Jaya dalam keterangan tertulisnya kepada jurnalis, Rabu, petang.

1. Pencarian korban dilakukan sehari setelah gempa terjadi

Tim SAR gabungan dalam operasi pencarian korban gempa di Majene/Basarnas Makassar

Saidar mengatakan, tiga korban terindentifikasi setelah tim SAR gabungan mencocokkan seluruh data warga di daerah setempat yang menjadi korban. Gempa berkekuatan Magnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat, 15 Januari, membuat banyak kerusakan. Selain bangunan robhh, gempa juga mengakibatkan tanah longsor.

Pencarian tiga korban, kata Saidar, dilaksanakan tim SAR gabungan Basarnas, TNI-Polri dan potensi SAR lainnya sejak empat hari lalu. Tepatnya, Sabtu, 16 Januari atau sehari setelah gempa terjadi. "Dikhawatirkan informasi adanya gempa dan longsor susulan dapat membahayakan tim SAR gabungan pada saat pelaksanaan pencarian," jelas Saidar.

Baca Juga: Longsor di Majene Hambat Akses Logistik untuk Korban Gempa Sulbar

2. Tim SAR gabungan telah berkoordinasi dengan pihak keluarga korban

Tim SAR gabungan dalam operasi pencarian korban gempa di Majene/Basarnas Makassar

Saidar mengungkapkan, sebelum pencarian dihentikan karena beragam pertimbangan teknis di atas, tim SAR gabungan lebih awal berkoordinasi dengan keluarga dari masing-masing korban. Koordinasi bertujuan agar pihak keluarga korban memahami tentang bahaya dan ancaman yang bisa saja terjadi dan membahayakan proses pencarian.

"Telah dilaksanakan musyawarah dengan pihak keluarga disaksikan oleh aparat desa, pihak kepolisian dan babinsa setempat. Hasil musyawarah yakni keluarga korban dapat menerima kejadian ini dengan ikhlas sebagai suatu musibah yang menimpa mereka," ungkap Saidar.

Baca Juga: Kedinginan di Tenda Darurat, Pengungsi Gempa Majene Meninggal Dunia

Berita Terkini Lainnya