Alasan Gubernur Enggan Buka Data Pasien Covid-19 di Sulsel
"Kalau nda ada gejala nda usah periksa," kata Nurdin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengungkapkan alasan mengapa sebaiknya informasi tentang identitas pasien terkait COVID-19 tidak dibeberkan ke publik. Selama ini dia memang enggan membeberkan informasi tentang pasien di daerahnya, baik yang positif maupun pasien dalam pengawasan (PDP).
Hingga Kamis (26/3), pemerintah mengonfirmasi jumlah 27 kasus positif terinfeksi virus corona di Sulsel. Sementara jumlah PDP 76 orang, dan orang dalam pemantauan 250 orang.
"Kita rahasiakan namanya, supaya jangan dia syok. Kalau istrinya dengar, anaknya dengar, jadi stres semua. Makanya kita lokalisir. Pokoknya untuk tidak menyebar, anda harus diisolasi," kata Nurdin di sela mengecek kesiapan Rumah Sakit Sayang Rakyat yang bakal dijadikan untuk penanganan pasie COVID-19 di Makassar, Jumat (27/3).
Baca Juga: WNI Asal Sulsel Rasakan Lockdown Polandia, Pelanggar Didenda Rp15 Juta
1. Pemerintah maksimakan tracing dan pemetaan kasus
Jumlah kasus positif COVID-19 di Sulsel terus melonjak. Pada sepanjang Rabu (25/3) hingga Kamis (26/3), ada penambahan 14 kasus baru.
Gubernur Nurdin Abdullah menyampaikan, peningkatan jumlah kasus yang terindentifikasi tidak perlu dikhawatirkan. Pemerintah melalui Gugus Tugas Penanganan COVID-19 maupun Dinas Kesehatan sudah menelusuri atau tracing dengan siapa saja para pasien telah melakukan kontak.
Nurdin yakin bisa memetakan siapa saja yang berpotensi terpapar virus corona, sehingga penularannya bisa ditekan.
"Nda usah khawatir. Saya malah bingung kalau cuma dua (positif). Pasti bertambah karena sudah bersentuhah. Kenaikan ini bisa kita petakan dan lokalisir," ucap Nurdin.
Baca Juga: Transmisi Lokal Dominasi Kasus Positif Virus Corona Terbaru di Sulsel