TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pansus DPRD Sulsel Diminta Hapus Alokasi Ruang Tambang Pasir 

Nelayan kehilangan profesi karena aktivitas tambang pasir

IDN Times Sulsel/Didit Hariyadi

Makassar, IDN Times - Warga Galesong Kabupaten Takalar menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD Sulawesi Selatan. Mereka mendesak panitia khusus yang dibentuk dewan menghapus alokasi ruang tambang pasir laut dan reklamasi dalam draft peraturan daerah terkait rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K).

Saat ini menurut Aliansi Selamatkan Pesisir peraturan itu telah masuk tahap finalisasi untuk disahkan, sehingga dianggap bisa membunuh penghidupan nelayan pesisir seperti Kabupaten Takalar dan Kota Makassar. 

“Kalau ini tak berubah maka bisa membunuh penghidupan kami,” kata Koordinator ASP Muhaimin Arsenio saat berunjuk rasa di kantor DPRD Sulsel, Rabu (21/11).


 

Baca Juga: Tolak Peraturan Rektor, Mahasiswa Unhas Unjuk Rasa di Kampusnya

1. Reklamasi dapat menimbulkan konflik berkepanjangan

IDN Times Sulsel/ Didit Hariyadi

Reklamasi hanya untuk memperluas daratan Kota Makassar dan ini menimbulkan konflik bagi masyarkat pesisir khususnya nelayan. Dari catatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel terdapat 20 rumah masyarakat pesisir dan nelayan di Desa Bontosunggu serta Desa Tamasaju mengalami kerusakan sedang. 

Penambangan di dasar lau yang sangat masif diduga penyebab utama kerusakan itu karena digunakan untuk menimbun pesisir di Makassar. “Kami kecewa dengan kegiatan ini karena menghilangkan mata pencarian nelayan,” tuturnya.

2. Terdapat 22 kepala keluarga di Dusun Mandi, Desa Bontomarannu kehilangan tempat tinggal

IDN Times Sulsel/ Didit Hariyadi

Pasca penambangan dilakukan puluhan tempat tinggal masyarakat pesisir menjadi laut, mereka terpaksa mengungsi ke tanah negara. Hal tersebut akibat abrasi pesisir pantai sangat cepat. Masyarakat menduga megaproyek yang dibangun di Makassar adalah sumber masalah. Bahkan nelayan Galesong Raya Kelurahan Cambayya sangat menderita setelah pembangunan Center Point of Indonesia (CPI) dan New Port Makassar. “Timbunan material megaproyek ini berasal dari Kabupaten Takalar,” ucap Muhaimin.

3. Hilangnya mata pencarian nelayan di Takalar

IDN Times Sulsel/Didit Hariyadi

Ia menyebutkan sebanyak 6.225 orang nelayan menjadi korban akibat penambangan pasir. Diantaranya 350 orang beralih profesi. Hilangnya mata pencarian mereka akibat aktivitas penambangan pasir laut. Saat ini mereka beralih menjadi buruh bangunan, petani, penjual ikan, dan tukang ojek. “Karena pendapatan nelayan turun drastis. Jadi mereka melakukan berbagai kegiatan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari,” tutur Muhaimin. Selama tujuh bulan terjadi aksi pengerukan pasir, selama itu pula nelayan menderita.

Baca Juga: Ngaku Dibisik Tuhan, Tahanan di Enrekang Nekat Potong Kepala Penisnya 

Berita Terkini Lainnya