Virendy Diduga Disiksa saat Diksar Mapala Unhas, Kuburan Dibongkar
Polisi berjanji menyelidiki curhatan Virendy di catatan HP
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Pihak keluarga menduga Virendy Marjefy, mahasiswa tewas saat Pendidikan Dasar Mapala 09 Universitas Hasanuddin, mengalami penganiayaan. Itu alasan keluarga meminta jasad mendiang diautopsi
Virendy, mahasiswa Fakultas Teknik Unhas, tewas saat mengikuti Diksar Mapala 09 Unhas di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, pada Sabtu pagi, 14 Januari 2023. Ayah Virendy, James Wehantouw menyampaikan soal dugaan itu usai kuburan anaknya di pemakaman kristen Pannara, Kecamatan Manggala, Makassar, dibongkar untuk keperluan autopsi jenazah, Kamis (26/1/2023).
"Pasti ada penyiksaan dan kekerasan, karena ada luka-luka dan lebam, banyak juga kejanggalan yang timbul. Makanya kasus ini perlu diungkap polisi," kata James kepada wartawan di lokasi, Kamis.
Baca Juga: Kematian Virendy, BEM Unhas Desak Polisi Periksa Pihak Rektorat
1. Keluarga minta polisi autopsi Virendy usai baca curhatan di HP
James mengatakan, keluarga meminta Polres Maros mengautopsi jasad Virendi untuk menyeliki dugaan penganiayaan. Sebab keluarga menemukan curahan hati mendiang yang ditulis pada catatan di smartphone miliknya. Teks berisi curhatan itu baru dibaca belakangan.
"Dia bilang dia sudah disiksa dan untung dia pakai kacamata. Kadang itu senior tappe' (tampar) dan tidak kena matanya," kata James.
James mengatakan, keluarga telat membaca curhatan itu karena tidak mengetahui password HP Virendy. Baru setelah ada teman mendiang yang membantu, pesan itu bisa ditemukan.
"Saat itu dia sudah tersiksa tapi ada seniornya bilang ingat sejarahnya Mapala, jangan pulang sebelum finish," ucap James menirukan pesan di HP anaknya.
Baca Juga: Mahasiswa Tewas saat Diksar, BEM Nilai Unhas 'Cuci Tangan'