TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BMKG Sebut Hilal Berpotensi Tak Terlihat Hari Ini di Sulsel

Meski hilal sudah nampak lewat metode hisab

Ilustrasi Tim Hilal BMKG mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Makassar, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menurunkan tim pemantau hilal 1 Syawal 1444 Hijriah atau Idul Fitri 2023 hari ini, Kamis (20/4/2023). Pemantauan bersama tim Kementerian Agama di Pantai Wisata Galesong, Kabupaten Takalar.

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah IV Makassar, Hanafi Hamzah mengatakan, menurut data hisab, Matahari terbenam pukul 18:00:36 Wita. Sedangkan Bulan terbenam 18:08:30 Wita. Ketinggian hilal atau fase bulan baru di wilayah Sulsel pada ketinggian sekitar satu derajat dengan elongasi dua derajat.

Dengan perhitungan tersebut, ketinggian hilal dan elongasinya masih sangat rendah. Sehingga menurut Hanafi, wujud sabit muda penanda fase bulan baru akan sulit akan terlihat dengan metode rukyatul hilal.

"Memang sudah terlihat dalam segi perhitungan, tetapi untuk melihatnya (wujud) kemungkinan itu sangat kecil," kata Hanafi, Rabu malam (19/4/2023).

Baca Juga: Lokasi Salat Idul Fitri di Makasar, Jumat 21 April 2023

1. Ketinggian hilal rendah, Ramadan digenapkan 30 hari?

Ilustrasi pengamatan hilal. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Berdasarkan kriteria MABIMS atau Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura, tinggi hilal penanda bulan baru minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Elongasi adalah sudut pisah antara titik pusat Matahari dan pusat Bulan.

Menurut kriteria itu, jika hilal belum mencapai ketinggian minimal pada hari ke-29 Ramadan, maka penanggalan digenapkan menjadi 30 hari. Jika hal itu terjadi, maka 1 Syawal akan jatuh pada Sabtu 22 April 2023.

Hanafi mengatakan, pada dasarnya menurut hisab, di semua wilayah Indonesia hari ini hilal sudah terlihat dengan posisi Bulan di atas Matahari. Bulan terbenam sekitar tujuh menit setelah Matahari. Namun kemungkinan akan sulit terlihat lewat pengamatan rukyatul hilal, yang jadi rujukan pemerintah menetapkan 1 Syawal.

"Kalau untuk menyamakan rukyatul hilal dan hisab itu paling tidak (elongasi) itu harus lebih dari 6 derajat, sedangkan ini baru 3 derajat," kata Hanafi.

2. Masyarakat diimbau menunggu keputusan pemerintah

Kantor Kementerian Agama. IDN Times/Helmi Shemi

Meski kemungkinan bulan baru sulit terlihat lewat metode rukyatul hilal, Hanafi mengimbau masyarakat menunggu keputusan pemerintah soal penetapan 1 Syawal 1444 H. Penetapan 1 Syawal akan diputuskan melalui sidang isbat Kementerian Agama pada Kamis malam, usai menerima laporan rukyatul hilal dari seluruh wilayah Indonesia.

"Itu (1 Syawal) kan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah," katanya.

Baca Juga: Sebaran 123 Lokasi Pemantauan Hilal 1 Syawal 1444 Hijriah

Berita Terkini Lainnya