TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4000 Babi di Gowa Mati karena Flu Babi Afrika, Kini Tersisa 70 Ekor

Kerugian peternak babi di Gowa mencapai Rp4000 Babi 1 miliar

ilustrasi babi (unsplash.com/Kenneth Schipper Vera)

Makassar, IDN Times - Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), mencatat kurang lebih 4000 ribu ekor babi ternak mati karena terjangkit virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi afrika.

Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Gowa, Suhriati mengungkapkan, awal Januari 2023 tercatat ada 25.421 ekor babi yang dimiliki peternak di Gowa. Tapi hingga Mei jumlahnya sisa 70 ekor babi yang masih hidup.

"Jadi populasi ternak babi di Gowa ada 25 ribu lebih, tapi karena terjangkit virus flu babi ada 4000 ekor mati. Tapi data terbaru tinggal 70 ekor saja yang masih hidup," ungkap Suhriati saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (19/5/2025).

1. Pemerintah sebut jumlah babi mati per harinya capai 500 ekor

Ilustrasi bangkai babi - ditemukan di kawasan Pantai Labu, Deli Serdang (Dok.IDN Times/istimewa)

Berdasarkan data di Dinas Peternakan dan Perkebunan Gowa, terdapat dua lokasi peternakan babi, di Desa Paccelekang, Kecamatan Pattalasang 15 ribu dan Desa Timbuseng, Kecamatan Bontomarannu, 10 ribu ekor babi.

"Tapi sejak adanya virus flu babi yang diperkirakan sejak Januari 2023 ini, banyak babi yang mati. Diperkirakan setiap harinya babi yang mati itu di antara 200 ekor bahkan 500 ekor yang ada di kandang peternak," terang Suhriati.

"Dengan begitu kita sampaikan ke peternak (babi) agar mengosongkan dulu kandangannya, karena kita akan turun untuk mengecek, karena kita harus lakukan uji laboratorium apakah virus itu masih ada atau tidak," sambungnya.

Baca Juga: Virus Flu Babi Afrika Menyerang Ternak di Sulsel Sejak Akhir 2022

2. Ternak babi dari 2.500 ekor, sekarang tinggal 40 ekor

Ternak babi yang masih selamat dari virus flu babi Afrika di Desa Timbuseng, Gowa. (Istimewa)

Sementara itu, salah satu peternak babi di Desa Timbuseng, Kecamatan Bontomarannu, Wahyudi mengaku, saat ini ternak babinya tinggal 40 ekor yang hidup dari 2.500 ekor ternak babi yang ada di peternakan selama tahun 2023 ini.

"Tiga hari yang lalu masih ada 1000 ekor lebih yang saya ternak, tapi tiap hari berkurang (mati) karena flu babi. Sekarang yang hidup ini 40 ekor saja, itu pun yang masih kecil-kecil atau anakan," kata Wahyudi kepada wartawan.

Baca Juga: 14 Ribu Ekor Babi di Luwu Timur Mati Mendadak Akibat Flu Babi Afrika

Berita Terkini Lainnya