TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tim Transisi Mengulas Banjir Makassar yang Nyaris Terjadi Setiap Tahun

Tim transisi temukan akar penyebab banjir di Makassar

Banjir di pemukiman warga di Kota Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Makassar, IDN Times - Tim Transisi bentukan Wali Kota Makassar terpilih, Moh Ramdhan Danny Pomanto, mulai mengurai permasalahan tata ruang kota, salah satunya mengenai bencana banjir yang selalu melanda setiap tahun. 

Pada Senin (8/2/2021), mereka mulai mengeksplorasi konsep bersifat alternatif untuk mengurangi potensi penyebab banjir yang datang setiap tahun. 

Anggota Tim Transisi Danny-Fatma, Dr Naidah Naing, menjelaskan bahwa Kota Makassar memiliki potensi genangan air di beberapa tempat saat musim hujan. Menurutnya, hal ini disebabkan faktor fisik wilayah yang kondisi geografisnya berada di dataran rendah.

"Sebagian tempat itu adalah daerah resapan air seperti rawa, sawah. Saat sekarang berubah menjadi permukiman karena desakan kebutuhan hunian," kata Naidah yang juga dosen Arsitek Universitas Muslim Indonesia (UMI) seperti dalam siaran persnya, Senin.

1. Fungsi kanal belum berjalan baik

Ilustrasi kanal Jalan Inspeksi Kanal, Barabaraya Selatan, Makasar, Kamis (2/1) / Sahrul Ramadan

Naidah menjelaskan bahwa konsep tata ruang Makassar ke depan dalam mengatasi banjir harus berorientasi liveable dan resilient city atau kota yang nyaman dan memiliki daya tahan. Untuk itu, kata Naidah, sebaiknya penanganan fisik didorong di setiap titik banjir berdasarkan kondisi lahan.

Naidah mengatakan fungsi kanal sepanjang 20 km yang membelah Kota Makassar, bisa dimanfaatkan sebagai daerah penampungan air yang juga bermuara ke laut. 

"Selama ini kan belum berfungsi baik, karena menjadi tempat pembuangan sampah warga," ujarnya.

Baca Juga: Lewat Tim Transisi, Danny Pomanto Ingin Pastikan OPD Mampu Bekerja

2. Pengawasan atas perubahan fungsi lahan harus diperketat

Sejumlah pengendara menerobos banjir di Jalan Paccerakkang, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (18/12/2020). ANTARA FOTO/Arnas Padda

Naida juga mengidentifikasi saluran drainase di berbagai titik banjir yang selama ini tidak mengikuti standar kelayakan, baik aspek lebar dan kedalamannya untuk mengalirkan air ke titik penampungan.

Untuk itu, dia merekomendasikan agar Pemkot nantinya di bawah kepemimpinan Danny Pomanto terus berkoordinasi dengan Balai Besar Pompengan, Kementerian PUPR, dan pengelola kanal-kanal di Kota Makassar. 

Dalam aspek tata ruang, Naida juga mengusulkan agar dilakukan pengawasan perubahan fungsi lahan secara lebih teliti dan lebih ketat. Menurutnya, semua lahan dataran rendah dan produktif yang bisa dijadikan daerah resapan, sebaiknya tidak bisa diberi izin membangun.

"Untuk skala perumahan, perlu membuat sumur resapan di masing-masing rumah. Ini bisa diintergasikan dengan persyaratan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Ini khusus untuk izin membangun rumah baru, baik perorangan, maupun real estate," ujarnya.

Baca Juga: Tim Transisi Danny-Fatma Petakan Program Strategis Pemkot Makassar

Berita Terkini Lainnya