TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sulsel Siapkan Lahan Tambahan Pemakaman COVID-19

Lokasi laham pemakaman tambahan masih dikaji

Satu unit ekskavator disiagakan 24 jam di pemakaman COVID-19 Macanda, Kabupaten Gowa. Sabtu (20/3/2021). IDN Times/Irwan Idris

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan tambahan lahan untuk pemakaman warga yang meninggal akibat COVID-19. Hal itu diungkapkan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Suliman.

Rencana penambahan lahan pemakaman itu menyusul meningkatnya angka kematian akibat COVID-19. Sementara lahan pemakaman khusus jenazah pasien COVID-19 di Macanda, Kabupaten Gowa, sudah terisi lebih dari 1.000 jenazah. 

"Ada mau penambahan. Mudah-mudahan tidak banyak," kata Andi Sudirman di Hotel Four Points, Rabu (28/7/2021). 

Baca Juga: Kewalahan, Satgas Sulsel Serahkan Urusan Jenazah COVID ke Rumah Sakit

1. Lokasi lahan masih dikaji

Seorang peziarah mencari makam anggota keluarganya di Macanda, Kabupaten Gowa. Sabtu (20/3/2021). IDN Times/Irwan Idris

Koordinator Posko Satgas COVID-19 Sulsel, Arman Bausat, mengatakan rencana penambahan lahan ini masih sementara dikaji. Belum ada kepastian mengenai lokasi mana yang dijadikan sebagai lahan pemakaman khusus COVID-19 yang baru.

"Tapi itu kemungkinan lahan masih miliknya pemprov," kata Arman melalui sambungan telepon, Kamis (29/7/2021).

Kabarnya lahan itu masih ada di wilayah Kabupaten Gowa, tepatnya di daerah Pattalassang. Namun Arman tak ingin membenarkan lokasi tersebut.

"Intinya masih dikaji. Siapa tahu berubah lagi. Yang jelas harus ada lahan sebelum Macanda penuh," katanya.

2. Angka kematian tinggi disebabkan dua faktor

Ilustrasi pemakaman jenazah pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Angka kematian akibat COVID-19 di Sulsel akhir-akhir ini memang cukup tinggi. Data Satgas COVID-19 Sulsel dalam sepekan terakhir yaitu per 21-27 Juli 2021 mencapai 96 kasus. Bahkan kemarin, angka kematian menjadi rekor tertinggi selama pandemik yaitu 35 orang.

Arman mengaku ada dua faktor penyebab tingginya angka kematian. Selain karena faktor teknis juga karena faktor pandemik yang belum mereda.

"Pertama faktor keterlambatan datang. Yang kedua ya memang kumannya lebih ganas. Sedangkan kemampuan laboratorium kami belum bisa. Kita cuma curigai jangan-jangan ganas sekali ini," kata Arman.

Baca Juga: Pemkot Makassar Tambah Ambulans Pengangkut Jenazah Pasien COVID-19

Berita Terkini Lainnya