TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Satgas Detektor COVID Makassar Jadi Sorotan, Warga Ungkap Kekhawatiran

Wali Kota Makassar klaim nyaris tidak ada penolakan warga

Pendataan warga oleh tim Detektor dan nakes wilayah kelurahan Bontoala Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/7/2021). Dok. IDN Times/Master Makassar Recover Kecamatan Bontoala

Makassar, IDN Times - Baru dua hari bertugas, Satgas Detektor COVID-19 Makassar terus saja disorot publik. Lantaran sejumlah foto mereka yang tersebar di media sosial menampilkan pelanggaran protokol kesehatan, seperti berkerumun dan tidak menjaga jarak.

Satgas Detektor sebenarnya telah disoroti sejak peluncurannya. Saat itu terjadi kerumunan di Lapangan Karebosi mengingat ada ribuan anggota tim Detektor yang hadir dalam acara itu.

Hal ini mau tidak mau membuat masyarakat Kota Makassar khawatir. Karena Satgas Detektor bertugas mendatangi rumah-rumah warga di saat pemerintah meminta masyarakat untuk mengurangi kontak langsung dengan orang lain.

Ida (33), warga Kecamatan Bontoala, mengaku rumahnya telah didatangi Satgas Detektor. Tim yang mendatangi rumahnya merupakan seorang tenaga kesehatan dan dua orang relawan. Dia pun menyambut mereka dengan hangat.

"Jadi pas saya tanya saturasiku 95, dia bilang masih normal, jangan takut. Setidaknya dihargai tim tenaga kesehatan yang turun langsung," kata Ida via WhatsApp, Minggu (11/7/2021).

Baca Juga: Ribuan Orang Berkerumun di Peluncuran Satgas Detektor COVID Makassar

1. Warga menggunakan alat kesehatan milik sendiri

Hari kedua pelaksanaan pendataan warga oleh tim Detektor dan nakes wilayah kelurahan Bontoala Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/7/2021). Dok. IDN Times/Master Makassar Recover Kecamatan Bontoala

Meskipun Ida memperkenankan tim Detektor masuk ke rumahnya dan memeriksa seluruh penghuni rumahnya, namun mereka lebih memilih diperiksa menggunakan alat-alat kesehatan yang dipunyainya.

"Cuma memang saya pakai alat sendiri. Alat ukur oksigen, tensi darah, saya pakai punyaku sendiri," kata Ida.

Ida beralasan bahwa alat-alat tersebut memang selalu tersedia di rumahnya sejak lama. Karena punya sendiri, mereka jelas lebih memilih menggunakan alat sendiri. Di samping itu, ada kekhawatiran soal alat-alat yang dibawa tim Detektor.

"Saran saya kalau memang takut, mungkin bisa pakai alat sendiri kalau punya. Kalau tidak, kita bisa minta ke mereka (Detektor) untuk menyemprotkan alat-alatnya dengan disinfektan di depan kita," katanya.

Baca Juga: Pemkot Makassar Luncurkan Satgas Detektor COVID-19, Disebar di 5000 RT

2. Ingin melihat langsung alat kesehatan dibersihkan

Hari kedua pelaksanaan pendataan warga oleh tim Detektor dan nakes wilayah kelurahan Bontoala Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/7/2021). Dok. IDN Times/Master Makassar Recover Kecamatan Bontoala

Salma (25), warga Kecamatan Panakkukang ini mengaku belum kedatangan tim Detektor. Meski begitu, dia tetap khawatir pada kedatangan Satgas Detektor karena melihat foto-foto yang beredar di media sosial.

"Takutlah. Kalau saya nanti sih pas mereka datang, saya tanyai dulu sudah vaksin atau tidak. Saya minta dikasih lihat sertifikat vaksinnya," kata Salma.

Menurut Salma, jangan sampai Detektor yang datang ke rumahnya justru adalah orang yang membawa virus. Apalagi sudah banyak pelanggaran protokol kesehatan yang sudah terlihat sejak peluncuran.

"Yang begitu-begitu saja dia langgar apa lagi yang lain. Ada yang jamin itu yang jadi tim kalau di luar jam kerjanya taat prokes?," katanya.

Kendati demikian, dia mengaku tak akan menolak jika Detektor datang ke rumahnya. Namun dia akan meminta supaya para petugas membersihkan alat-alat kesehatan di hadapannya. Dia juga akan meminta supaya pemeriksaan digelar saja di teras sehingga tidak perlu masuk ke dalam rumah.

"Begitu saja. Karena kita juga perlu antisipasi toh. Meskipun niatnya, tujuannya, untuk kebaikan tapi, ya perlu memang diperhatikan cara-caranya," katanya.

Baca Juga: Hari Pertama, Satgas Detektor Data Kesehatan 21 Ribu Warga Makassar

Berita Terkini Lainnya