TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil SMA Islam Athirah 1 Makassar, Utamakan Pendidikan Karakter

Salah satu SMA terbaik di Sulawesi Selatan

SMA Islam Athirah 1 Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - SMA Islam Athirah 1 Makassar menjadi salah satu sekolah terbaik dalam Index Top 1000 sekolah dengan nilai rata-rata Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) mencapai 515,283. Data tersebut merupakan versi Lembaga Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

SMA Islam Athirah 1 Makassar berlokasi di Jalan Kajaolalido No.22, Baru, Kecamatan Ujung Pandang. Letaknya berada tak jauh dari Lapangan Karebosi.

Menjadi salah satu sekolah SMA terbaik, tentu SMA Islam Athirah 1 Makassar memiliki kualitas yang mumpuni. Selain ketersediaan sarana dan berbagai fasilitas, sekolah ini sangat mengedepankan pengembangan karakter di samping akademik.

SMA Islam Athirah 1 Makassar ini merupakan sekolah swasta. Sekolah ini menanamkan konsep dasar keislaman yang cukup kuat.

"Kami memiliki visi menjadi sekolah unggul yang berciri Islam," kata Kepala SMA Islam Athirah 1 Makassar, Tawakkal Kahar, ketika ditemui IDN Times beberapa waktu lalu.

Baca Juga: SMA Katolik Rajawali Makassar Punya Kelas Belajar di Luar Negeri, Top!

1. Sejarah berdirinya SMA Islam Athirah 1 Makassar

Suasana SMA Islam Athirah 1 Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin

SMA Islam Athirah 1 Makassar didirikan di bawah naungan Perguruan Islam Athirah. Yayasan tersebut berdiri pada 24 April 1984 dan mulai beroperasi pada 1985. Sekolah ini dibangun di atas sebuah lahan seluas 12.141 m2 di Jalan Kajaolalido Nomor 22.

Setelah berdirinya sekolah SMA Islam Athirah, berdiri pula SMP, SD hingga TK di bawah naungan yayasan tersebut. Pada era 2000-an, didirikan pula SMA Islam Athirah di Bukit Baruga menyusul bertambahnya jumlah peminat.

"Sebagai induknya di sini kita lepas. Lahirlah SMA Islam Bukit Baruga. Sampai saat ini, walaupun induk di sini tapi kita bergerak bersama saja. Dua kepala sekolah menangani dua sekolah walaupun dulunya satu," kata Tawakkal.

Proses pmbelajaran pun berjalan dengan program IPA dan IPS. Kemudian pada 2020, sekolah ini bergerak menuju kurikulum Meredeka. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah ini terus mengalami adaptasi sesuai perkembangan zaman.

Menurut Tawakkal, program Kurikulum Merdeka sangat membanggakan. Pasalnya, proses-proses pendidikan yang sebenarnya dapat ditemukan pada kurikulum ini. 

"Artinya memberi perngharkatan kepada anak dalam proses belajarnya berdasarkan diferensiasinya. Guru-guru juga menemukan titik kemerdekaanya mengajar dengan segala inovasi diferensiasinya," kata Tawakkal.

2. Menerapkan kurikulum merdeka belajar

Suasana SMA Islam Athirah 1 Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin

Pada program kurikulum merdeka, sekolah tidak lagi menerapkan program pejurusan IPA dan IPS. Di SMA Islam Athirah 1 Makassar ini, program penjurusan telah memasuki titik akhir pada tahun 2023 ini.

Angkatan terakhir yang masih menerapkan kurikulum 2013 adalah kelas XII. Setelah itu, semua siswa kelas XI telah memasuki era kurikulum merdeka. 

"Kurikulum merdeka maksudnya, itu tidak ada penjurusan di dalamnya, yang ada hanyalah pemilhan mata pelajaran. Contohnya, anak-anak pemilihan mata pelajaran berdasarkan pilihan mau jadi apa," kata Tawakkal.

Pemilihan mata pelajaran ini kurang lebih sama dengan pemilihan mata kuliah di perguruan tinggi. Namun dalam hal ini, pihak sekolah akan meneken kontrak dengan orang tua siswa terkait mata pelajaran apa yang akan mereka ambil sebab hal itu akan sangat menetukan pilihan siswa ke depannya.

Pemilihan mata pelajaran ini, muncul pada semester kedua kelas X karena begitu naik di kelas XI, maka siswa langsung duduk di kelas sesuai dengan mata pelajaran pilihannya. Selain mata pelajaran khusus, ada pula mata pelajaran umum yang wajib diambil oleh semua siswa.

Mata pelajaran umum di antaranya yaitu PPKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Sejarah. Selanjutnya, siswa boleh memilih mata pelajaran yang sesuai dengan jurusannya kelak apabila melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.

"Di sini ada juga mata pelajaran umum. Kemudian pilihan mapel tadi yang menguatkan jurusannya. Misalnya, saya mau jadi dokter. Maka pilihannya untuk mendukung kedokteran adalah biologi dengan kimia," kata Tawakkal.

3. Tidak ada seleksi masuk

Suasana SMA Islam Athirah 1 Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin

Saat ini, tercatat ada 388 siswa yang sedang menuntut ilmu di SMA Islam Athirah 1 Makassar. Jumlah ini disesuaikan dengan jumlah ruangan yang hanya 30 ruang. 

Setiap ruang kelas umumnya berisi 28-30 siswa. Namun jumlah siswa tidak boleh melebihi 30 orang setiap ruangan. Hal ini rupanya sangat penting untuk proses pembelajaran siswa agar lebih efektif.

"Kalau lebih 30 siswa, ribut. Yang dibutuhkan adalah bagaimana melayani anak pembelajarannya dengan tepat dengan jumlah yang sekian," kata Tawakkal.

Setiap tahun, sekolah ini menerima siswa hanya 150 orang karena jumlah rombongan belajar yang memang terbatas. Setiap angkatan terbagi menjadi 5 sehingga hanya ada 15 rombel. Jika setiap rombel hanya diisi 30 siswa maka hanya 150 siswa yang bisa diterima setiap tahun.

"Melebihi dari itu pendaftar, kadang 400. Paling banter 250. Tapi yang diterima kan 150-an. Sesuai daya tampung kita sajalah. Makanya pendaftaran kita buka Januari. Jika sudah mencapai 150, maka pendaftaran langsung ditutup," kata Tawakkal.

Proses masuknya ternyata sangat mudah. Siswa yang bersangkutan hanya perlu memiliki niat untuk belajar di sekolah ini. Hal itu karena pihak sekolah tidak menyeleksi calon siswa.

Pihak sekolah meyakini bahwa setiap anak spesial tak peduli bagaimana kemampuan akademiknya. Selama dia mau belajar maka SMA Islam Athirah 1 Makassar ini dengan senang hati mendidik dan membimbing siswanya dengan metode pembelajaran yang menyenangkan.

Mereka sangat percaya pada proses bahwa pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan yang memproses anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu. Karena itu, sekolah ini menerima siswa tanpa tes untuk dididik menjadi manusia yang berkualitas bukan saja secara akademik tapi juga karakter.

Hal ini diyakini dari petuah Jusuf Kalla, mantan wakil presiden RI sekaligus pendiri yayasan Perguruan Islam Athirah.

"Pak JK pernah bilang sekolah yang baik itu adalah inputnya biasa saja tapi outputnya luar biasa. Tapi kalau inputnya sudah luar biasa, tentu keluarnya juga sudah luar biasa," kata Tawakkal. 

4. Kegiatan belajar yang saling melengkapi

Suasana SMA Islam Athirah 1 Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin

SMA Islam Athirah 1 Makassar menerapkan tiga kegiatan pembelajaran yakni intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Intrakurikuler merupakan kegiatan belajar mengajar reguler di dalam kelas.

Kegiatan belajar mengajar ini dilengkapi berbagai fasilitas agar membuat siswa nyaman. Di antaranya pendingin ruangan, LCD, speaker, laboratorium IPA, laboratorium kewirausahaan dan laboratorium agama sebagai sentra pembelajaran agama Islam.

"Di situ memang ditempa kegiatan bagaimana menjadi imam. Kemudian bagaimana salat berjamaah dan menjadi pengkhotbah. Harus bergitu, karena visi kami ada Islamnya. Menjadi sekolah unggul yang berciri Islam," kata Tawakkal. 

Selanjutnya yakni kegiatan kokurikuler. Kegiatan ini untuk memperkuat kegiatan intrakurikuler. Misalnya ada kunjungan ke museum atau observasi lapangan yang mirip seperti kegiatan KKN mahasiswa.

Observasi lapangan itu bertujuan untuk membuat siswa lebih dekat dengan kehidupan masyarakat. Salah satu yang pernah dilaksanakan yaitu siswa tinggal selama sepekan di rumah penduduk desa. Pengalaman ini tentu tidak bisa didapatkan di kehidupan masyarakat perkotaan.

"Dia kan tidak dapat di rumahnya yang seperti itu sementar masa depannya berhadapan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang begitu. Maka kami arahkan mereka seolah-olah sudah berada di masyarakat walaupun belum usianya," kataTawakkal.

Berikutnya yakni kegiatan ekstrakurikuler meliputi kegiatan yang berkaitan dengan hobi dan minat. Kegiatan ini biasanya dilaksanan di setiap sore dan hari Sabtu. Kegiatan ekstrakurikuler yang paling diminati yaitu paskibraka dan futsal. 

Hampir sama dengan sekolah-sekolah lainnya, sekolah ini juga melaksanakan kegiatan belajar mengajar sejak pagi hingga sore hari setiap hari Senin-Jumat. Pada hari Sabtu, siswa tidak belajar tapi hanya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

Menurut Tawakkal, kegiatan siswa yang cukup padat ini justru berdampak posisitf karena mampu meminimalisir gesekan antar pelajar. Dia menyebut bahwa siswa yang telah beraktivitas dari pagi sampai sore tidak akan memiliki waktu untuk hal negatif. 

"Karena kalau pulangnya jam 4, masih ada eksul sampai jam 5 , pulang sudah ke rumah pasti harus istirahat. Pengawasan ada di sekolah selama hari itu. Itulah efek positifnya," kata Tawakkal.

Baca Juga: 9 SMA Terbaik di Sulawesi Selatan, Ada Sekolahmu?

Berita Terkini Lainnya