Pj Wali Kota Makassar Diganti Lagi, Pengamat: Gubernur Kekurangan Arah
Gubernur dinilai terlalu mencampuri urusan pemkot
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Pada 13 Mei 2020 atau 43 hari yang lalu, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah melantik Yusran Jusuf sebagai Pj Wali Kota Makassar menggantikan Iqbal Suhaeb. Secara mengejutkan, orang nomor satu di Sulsel itu tiba-tiba saja mengganti Yusran dengan alasan tak mampu menekan kasus penyebaran COVID-19.
Pengamat Pemerintahan Universitas Muhammadyah Makassar, Andi Luhur Prianto, mengibaratkan kondisi yang terjadi di pemerintahan Kota Makassar ini sebagai sebuah permainan sepak bola. Dia menyinggung soal pergantian pemain yang lumrah terjadi dalam permainan sepak bola.
"Biasanya, striker pengganti yang dimasukkan dianggap lebih bagus menjalankan instruksi pelatih. Kecuali, memang sang pelatih yang tidak punya instruksi dan strategi permainan yang jelas. Dan ini bikin bingung penonton, striker sementara bertarung di lapangan melawan wabah, kenapa tiba-tiba diganti? Meskipun sebenarnya, tidak ada hal yang betul-betul tiba-tiba dalam permainan," kata Luhur, Kamis (25/6).
1. Pergantian Pj Wali Kota memperlihatkan kualitas kepemimpinan Gubernur
Dalam institusi pemerintahan, kata Luhur, tidak cukup jika penempatan pimpinan hanya dilakukan berdasarkan pemenuhan syarat administratif dan kedekatan personal. Dengan sumber daya yang melimpah, kata dia, sangat berlebihan memang mempromosikan pejabat-pejabat yang baru bermigrasi dari kampus pada formasi jabatan yang tekanan politiknya sangat kuat.
Luhur menyebutkan bahwa pergantian-pergantian pejabat seperti ini hanya akan semakin memperlihatkan kualitas kepemipinan Gubernur Sulsel dalam mengawal transisi pemerintahan di Kota Makassar yang less-direction atau kekurangan arah.
"Warga Makassar disuguhi kepemipinan less-direction dan penuh ketidakpastian. Semua dibangun berbasis interest politik elektoral. Penjabat Wali kota yang datang dan pergi memang bukan pilihan warga kota. Sejatinya, kota ini butuh pemimpin yang mampu menggerakkan solidaritas sosial lintas-batas, membangun kolaborasi dan punya strategi jitu untuk bersama melawan pandemi," ucap Luhur.
Baca Juga: Baru Sebulan, Gubernur Bakal Ganti Pj Wali Kota Makassar
Baca Juga: Pesan Yusran ke Pj Wali Kota Baru: Kompleks Memang Ini Makassar