TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nurdin Abdullah Tak Ingin Ada Lagi PSBB di Sulsel: Berat Dilakukan!

Padahal Satgas sebut kasus di Sulsel naik 84,4 persen

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah saat pencanangan Gerakan Trisula di Lapangan Karebosi Makassar, Kamis (10/9/2020). Humas Pemprov Sulsel

Makassar, IDN Times - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdulllah berharap tidak ada lagi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayahnya seperti yang dilakukan di Provinsi DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan Nurdin dalam pidato sambutanya saat pencanangan Gerakan Trisula di Lapangan Karebosi Makassar, Kamis (10/9/2020).

"Kita tidak bisa menganggap enteng kondisi pandemik COVID-19 ini. Beberapa negara termasuk kita di Indonesia, kita lihat Jakarta yang saat ini akan kembali melakukan PSBB, saya kira ini sesuatu yang sangat berat untuk kita lakukan," kata Nurdin.

1. Nurdin klaim kasus COVID-19 menurun karena program Trisula

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Nurdin bersyukur karena unsur pemerintah dan masyarakat di Sulsel tetap menjaga solidaritas dan tetap bersinergi dalam menghadapi COVID-19. Makanya kasus COVID-19 di Sulsel, kata Nurdin, mulai menurun. 

Menurut Nurdin penurunan kasus COVID-19 di Sulsel dikarenakan sejak awal pihaknya sudah masif melakukan penelusuran kontak atau tracing contact, testing (rapid test) dan edukasi kepada masyarakat. Ketiga program inilah yang dikenal dengan nama Trisula.

"Kalau kita lihat dengan massif tracing contact, kita punya hasil memang cukup signifikan. Artinya didukung oleh 12 lab kita yang awalnya cuma 3 terus kita naikkan lagi menjadi 7, 8 sekarang udah 12. Ditambah lagi 2 mobil PCR. Ini punya kita, provinsi, bukan pinjaman," katanya.

Baca Juga: 5 Provinsi Kasus COVID-19 Terbanyak, Sulsel Urutan 4

2. Nurdin dorong peningkatan kapasitas laboratorium

Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, saat memberi kata sambutan di acara puncak Dies Natalis ke-64 Universitas Hasanuddin Makassar pada hari Kamis (10/9/2020). (Dok. Istimewa/Kanal YouTube Universitas Hasanuddin)

Nurdin mengatakan bahwa kunci pengendalian kasus COVID-19 ada pada tracing dan testing yang masif. Dengan demikian, tracing dan testing harus terus diperluas agar bisa disesuaikan dengan kapasitas laboratorium. 

Sebab menurutnya, jumlah laboratorium yang banyak tetap tidak berpengaruh jika kapasitasnya hanya sedikit.

"Saya kira kita ingin kira-kira sekitar 4.000 - 5000 lah sehari dengan kondisi lab kita yang ada. Semakin banyak kita tes, akan semakin memperkecil tingkat penularan," kata Nurdin.

3. Tingkat hunian rumah sakit mulai menurun

Ilustrasi rumah sakit. IDN Times/Dokumentasi RSUDAM

Lebih lanjut, Nurdin mengaku senang dengan mulai menurunnya kasus terkonfirmasi positif. Meski begitu, dia tetap meminta masyarakat dan seluruh unsur pemerintah agar tetap waspada.

"Saya senang sekali hari ini kita mencanangkan Gerakan Trisula karena memang sampai vaksin dan obat ditemukan, pada masa itu juga kita belum aman," katanya.

Nurdin menyebut, menurunnya kasus COVID-19 di Sulsel juga terlihat dari tingkat hunian rumah sakit yang terus menurun.

"Jadi kalau kita lihat rumah sakit kita saat ini kira-kira okupansi hanya 20 persen. Saya kira ini harus kita jaga betul. Kita tidak boleh terlena dengan kondisi ini," katanya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Sulsel Naik 84,4 Persen

Berita Terkini Lainnya