TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nurdin Abdullah Fokus Penerapan PSBB di Makassar! Gowa dan Maros Belum

Tetapi, Pj Wali Kota Makassar ingin Gowa dan Maros juga PSBB

Peninjauan RSUD Kota Makassar oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (tengah) bersama Pj Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb (kedua dari kanan), Senin (13/4). Humas Pemprov Sulsel

Makassar, IDN Times - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus corona (COVID-19), untuk saat ini hanya akan difokuskan di wilayah Kota Makassar.

Pasalnya, menurut Nurdin, Makassar merupakan episentrum atau pusat penyebaran virus corona di Sulsel. Dengan kata lain, Makassar saat ini merupakan daerah dengan jumlah kasus positif COVID-19 terbanyak di Sulsel. Menurut situs Sulsel Tanggap COVID-19 pada pukul 20.36 WITA, Kamis (16/4), jumlah kasus di Makassar mencapai 176 kasus.

"Jadi memang kita lakukan dulu di pusat penularan. Makassar ini adalah episentrum penularan sehingga kita fokus Makassar dulu," kata Nurdin, Kamis (16/4) melalui telekonferensi.

Baca Juga: PSBB di Makassar, Stok Logistik Cukup untuk Tiga Bulan

1. Tiga daerah lain dengan jumlah kasus cukup tinggi

ANTARA FOTO/Jojon

Nurdin mengatakan ada tiga daerah di luar Makassar yang kasus positifnya termasuk tinggi namun tidak setinggi Makassar. Tiga daerah itu adalah Maros, Gowa, dan Sidrap. Masih menurut situs Sulsel Tanggap COVID-19, jumlah kasus positif di Maros yaitu 19 kasus, Gowa 22 kasus, dan Sidrap 15 kasus.

Meski demikian, Nurdin belum berencana untuk melakukan PSBB untuk ketiga daerah tersebut. Akan tetapi ketiga daerah itu tetap diharapkan untuk melakukan langkah-langkah efektif dalam menekan penyebaran COVID-19.

"Kita berharap Gowa bisa melakukan langkah-langkah agar betul-betul tidak bertambah lagi yang positif. Karena jumlahnya juga belum terlalu besar termasuk juga Maros maupun Sidrap. Jadi kita fokus dulu Makassar," ujar dia.

Baca Juga: PSBB Makassar Disetujui: Penerapan, Larangan, dan yang Dibolehkan

2. Tidak ada pembatasan aktivitas berkendara

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Nurdin juga menyinggung soal keadaan Kota Makassar yang di beberapa titik masih terlihat ramai. Menurutnya hal itu dikarenakan social distancing maupun isolasi dilakukan masyarakat tidak secara serentak.

Dia menjelaskan, bahwa bisa saja orang-orang yang kembali beraktivitas di luar rumah kemungkinan adalah mereka yang telah melakukan isolasi diri selama 14 hari. Meski begitu, Nurdin mengatakan tidak ada pembatasan aktivitas  berkendara.

"Oleh karena itu kita sekarang lagi menyusun skenario yang pasti tujuannya adalah memutus rantai penularan COVID-19 sehingga insya Allah nanti bukan pembatasan kendaraan tetapi kita akan melokalisir sumber-sumber orang yang akan menularkan. Jadi sebenarnya bukan motor yang menularkan tapi manusia yang menularkan," ujar Nurdin.

3. Masyarakat diminta disiplin dan jujur

IDN Times/Bagus F

Selain itu Nurdin juga berharap seluruh masyarakat di Sulawesi Selatan berkomitmen dan bersabar dalam menghadapi COVID-19 ini. Tetapi, ujar eks Bupati Bantaeng, bukan berarti masyarakat tidak bisa hidup dengan normal dan bekerja seperti biasanya. Maka dari itu, dia meminta masyarakat juga disiplin dan mau jujur. 

"Kalau masyarakat merasa pernah kontak fisik dengan penderita atau yang dinyatakan positif COVID-19, itu dengan kesadaran sendiri datang menyampaikan ke rumah sakit langsung cek atau lakukan isolasi mandiri," katanya.

Baca Juga: Pj Wali Kota Makassar Ingin Rangkul Gowa dan Maros Terapkan PSBB 

(IDN Times/Arief Rahmat)
Berita Terkini Lainnya