Catat, Ini Janji 4 Paslon Pilkada Makassar Tanggulangi Kemiskinan
Bukan sekadar kebijakan gratis ini gratis itu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Debat publik putaran ketiga Pilkada Makassar telah berlangsung di Jakarta, Jumat (20/11/2020). Pada debat kali ini, tema yang diusung adalah 'Kebijakan COVID-19, Penanggulangan Narkoba, Perlindungan Anak dan Perempuan, Disabilitas serta Kemiskinan'.
Empat pasanga calon yakni nomor urut 1 Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA), nomor urut 2 Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman), nomor urut 3 Syamsu Rizal-Fadli Ananda (DILAN), dan nomor urut 4 Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin (IMUN) saling beradu gagasan untuk meraih simpati masyarakat Makassar.
Salah satu pertanyaan dari panelis yaitu mengenai cara paslon untuk menuntaskan masalah kemiskinan. Pasalnya selama ini pemerintah selalu mengandalkan kebijakan 'gratis ini gratis itu' yang hanya sebagai cara penanggulangaan kemiskinan di permukaaan saja.
Padahal sesungguhnya, kemiskinan bisa dilihat dengan dua pendekatan yaitu pendekatan struktural dan kultural. Secara struktural, kemiskinan bisa diakibatkan oleh adanya kebijakan yang tidak berpihak kepada kaum duafa dan kelompok marginal. Sedangkan secara kultural, kemiskinan lebih disebabkan aspek mentalitas misalnya kemalasan dan rendahnya etos kerja.
1. Appi-Rahman tekankan soal pendataan
Paslon nomor urut 2 Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando mendapatkan kesempatan pertama menjawab pertanyaan tersebut. Rahman memaparkan bahwa pendataan sangat penting dalam menanggulangi kemiskinan.
Dia mengaku bahwa selama masih menjabat Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Makassar, dirinya telah membuktikan langkah-langkahnya dalam menanggulangi kemiskinan di Kota Makassar sesuai tupoksinya.
"Pertama, kita lakukan pendataan. Kedua, kita lembagakan. Kemudian kita berikan edukasi atau pelatihan dan kita latih secara administrasi mengelola kelompoknya," katanya.
Setelah warga mendapatkan pelatihan, sertifikasi, dan kesempatan magang, kata Bando, mereka pun dipulangkan dengan membawa peralatan yang dibutuhkan untuk upaya pemberdayaan.
"Kita contoh, kalau kita mau melahirkan pengusaha tukang jahit maka kita latih dulu tapi jangan dipulangkan sebelum mereka membawa mesin jahit, benang, bordir dan lain sebagainya," kata Rahman.
Baca Juga: Millennial Makassar, Ini Tawaran 4 Calon Wali Kota untuk Generasimu
Baca Juga: Beda Sikap Paslon Pilkada Makassar soal Pembukaan Sekolah