7.272 Calon Jemaah Haji asal Sulsel Batal Berangkat
Semua jemaah dipindahkan untuk kuota tahun depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kementerian Agama baru saja mengumumkan bahwa tidak ada pemberangkatan jemaah haji tahun ini pada situasi pandemik COVID-19. Akibatnya, ribuan calon jemaah haji di Indonesia batal berangkat, termasuk yang berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kantor Wilayah Kemenag Sulsel mencatat ada 7.272 calon jemaah haji asal Sulsel yang batal berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Sulsel Kaswad Sartono menyebut itu sudah menjadi risiko dari kebijakan pemerintah.
"Kalau dikaitkan dengan bagaimana nasib jemaah haji, ini memang risiko dari sebuah kebijakan bahwa jemaah haji di Indonesia yang berjumlah 231.000 dan Sulsel 7.272 orang diharapkan menerima ini dengan lapang dada dan dengan ikhlas karena ini semata-mata untuk kebaikan bersama, untuk kebaikan jemaah haji Indonesia itu sendiri," kata Kaswad ketika dikonfirmasi IDN Times, Selasa (2/5).
Baca Juga: Kemenag Pastikan Tidak Ada Pemberangkatan Haji Tahun Ini
1. Pelaksanaan ibadah haji tahun ini tidak bisa dipaksakan
Kaswad memastikan bahwa keputusan yang diambil Kemenag sudah melalui pertimbangan dan langkah-langkah strategis. Kemenag juga sudah membuat tema krisis haji sehingga diputuskanlah bahwa tahun ini pemerintah tidak memberangkatkan calon jemaah haji secara keseluruhan baik haji reguler, haji khusus, maupun haji mujamalah.
"Tentu kebijakan ini diambil semata-semata dalam rangka menjamin dan menjaga jiwa manusia dari bahaya virus corona yang sampai hari ini belum ada tanda-tanda menurun perkembangannya," dia menjelaskan.
Selain itu, Kaswad juga mengatakan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini memang tidak bisa dipaksakan. Prosesnya akan melibatkan orang banyak sehingga sulit menerapkan social distancing dan protokol kesehatan lainnya.
"Social distancing yang ditetapkan dalam UU kesehatan ini tidak akan bisa berjalan dengan baik karena mulai dari manasik haji, pemberangkatan di asrama haji, di pesawat, di Masjidil Haram, puncaknya nanti di Arafah dan di Mina akan menjadi tempat berkumpulnya orang. Kita tidak bisa bayangkan bagaimana bahaya keselamatan jiwa ini mengancam," kata Kaswad.
Baca Juga: Menag Batalkan Haji 2020, DPR: Melanggar UU Haji dan Umrah