TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sorowako Readers & Writers Festival, Misi Besar dari Tepi Danau Towuti

SSRWF jadi helatan literasi edisi pertama di Sorowako

Para anggota Sorowako Literasi, salah satunya Hazura Indar Faradiba (kiri) selaku penggagas SRWF. (Instagram.com/hazuraindarfaradiba)

Makassar, IDN Times - Sebuah helatan literasi berlangsung di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, dari Jumat sore kemarin (12/5/2023) hingga Sabtu ini (13/5/2023). Sorowako Readers & Writers Festival (SRWF), nama helatan dua hari tersebut, menjadi warna baru untuk daerah yang selama ini lebih dikenal karena sektor tambangnya.

SSRWF sendiri digagas oleh Duta Literasi Sorowako, Hazura Indar Faradiba. Semua berasal kegemaran Diba, panggilan akrabnya, melibatkan diri dalam kegiatan literasi dan turunannya yakni menulis, berdiskusi hingga bermusik.

Baca Juga: Respons Krisis Iklim, MIWF 2022 Hadir dengan Konsep Hybdrid

1. SRWF diharapkan menginspirasi lingkungan sekitarnya atas minat literasi

Duta Literasi Sorowako dan penggagas SRWF, Hazura Indar Faradiba (kanan). (Instagram.com/hazuraindarfaradiba)

Selain itu, pengalamannya menjadi relawan di Ubud Readers and Readers Festival 2022 turut meneguhkan keyakinan Diba. Pengalaman menjadi bagian dari festival literasi terbesar di Asia Tenggara tersebut meneguhkan niat untuk membawa kegemarannya dalam dunia literasi dan menginspirasi lingkungan sekitarnya.

"Menurut UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara. Selain itu, untuk konteks di daerah, saya melihat koleksi perpustakaannya harus menarik dan relevan dengan minat masyarakat, khususnya anak muda," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times pada Jumat (12/5/2023).

2. SRWF edisi pertama jadi batu loncatan untuk perubahan yang jadi misi mereka

Salah satu event pendahuluan SRWF 2023 yakni Proyek Belajar Mandiri yang berlangsung di Sekolah Murid Merdeka. (Instagram.com/sorowakoreadersfest)

Sebagai respons atas inisiatifnya, Diba bersama rekan-rekannya menjalankan komunitas bernama Sorowako Literasi. Lewat komunitas berisi anak-anak muda tersebut, mereka menggodok edisi pertama SRWF yang berlangsung di kota kecil tepian Danau Towuti tersebut. Bagi Diba, ini adalah langkah awal dari perubahan yang mereka bawa.

"Saya yakin, perubahan besar harus selalu dimulai dari gerakan-gerakan yang kecil. Saya juga yakin, semua orang tahu ada kesenjangan dari minat baca dengan sarana dan dorongan yang ada. Namun, tidak banyak yang berani bergerak dan melakukan perubahan," jelas perempuan yang menjabat Ketua OSIS SMA Sekolah Murid Merdeka (SMM) tersebut.

Baca Juga: Film Indonesia di Festival Cannes Dibuat Putra-putri Makassar

Berita Terkini Lainnya