TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hope Reef di Pangkep, Upaya SHEBA Pulihkan Ekosistem Laut Spermonde

Berjalan sejak 2019, kini sudah mulai menuai hasil

Ilustrasi. Terumbu karang muda yang sedang tumbuh di restorasi "Hope Reef" Pulau Bontosua, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. (Dok. SHEBA)

Makassar, IDN Times - Sejatinya, rasa peduli terhadap kelangsungan ekosistem alam jadi milik siapa saja. Sheba, produsen makanan peliharaan kondang, turut serta dalam usaha tersebut melalui program restorasi terumbu karang.

Di hadapan awak media dalam konferensi pers daring pada Selasa siang (8/6/2021), Sheba memaparkan progres restorasi yang mereka jalankan di gugusan karang Salisi' Besar di Pulau Bontosua, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.

Berjalan sejak tahun 2019, proyek ini turut mengajak sejumlah pihak untuk berpartisipasi. Mulai dari pemerintah setempat, Universitas Hasanuddin, para penggerak di sektor lingkungan, sejumlah pelaku bisnis serta Mars, induk perusahaan dari Sheba.

1. Dua tahun berjalan, program restorasi "Hope Reef" sudah membuahkan hasil

Tangkapan layar konferensi pers daring tentang program restorasi terumbu karang "Hope Reef" oleh SHEBA dan Mars, Incorporated. (Dok. SHEBA)

Program inisiasi Sheba ini dinamakan "Hope Reef." Tak cuma sebagai harapan bahwa ini menjadi langkah awal perbaikan lingkungan, formasi terumbu karang di lokasi penyelamatan membentuk empat huruf menyusun kata "HOPE." 

Berbicara di sesi pembuka, Susan Wan selaku Country Director Mars Pet Nutrition Indonesia menjelaskan bahwa selama dua tahun berjalan, "Hope Reef" telah membantu pemulihan pertumbuhan karang di sekitar Pulau Bontosua yang sempat rusak parah. Dari 5 persen menjadi 55 persen.

"Populasi ikan di sekitarnya pun meningkat hingga 300%. Spesies lain, seperti hiu dan penyu, telah banyak yang kembali," jabar Wan. Ini jelas menjadi kabar baik bagi wilayah yang masuk gugusan Kepulauan Spermonde tersebut, yang mengalami kerusakan besar-besaran akibat penggunaan bom laut.

"Dengan terlibat dalam kegiatan restorasi seperti ini, kami hendak memperlihatkan bahwa ancaman terhadap kehidupan dan keanekaragaman hayati bisa diatasi. Dengan status sebagai ekosistem laut paling beragam, terumbu karang merupakan hal penting dari upaya kami," jelasnya.

Baca Juga: Greenpeace: Marak Perusakan Terumbu Karang di Spermonde Makassar

2. Penduduk Pulau Bontosua juga dilibatkan dalam program "Hope Reef"

Pemandangan udara situs restorasi terumbu karang "Hope Reef" di Pulau Bontosua, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. (Dok. SHEBA)

Corporate Affairs Director Cocoa Mars Wrigley Indonesia, Jeffrey Hariwibowo, mengungkapkan sumbangsih Sheba bagi pemulihan ekologis tak cuma berfokus pada terumbu karang saja. Masyarakat juga dilibatkan selama program "Hope Reef" berjalan.

Ini tak lepas dari fakta bahwa mayoritas penduduk Pulau Bontosua berprofesi sebagai nelayan. Aktivitas penangkapan ikan yang destruktif memberi dampak buruk dari mata pencaharian mereka dalam jangka panjang. Ada kesadaran yang hendak ditumbuhkan di tengah penduduk pulau seluas 6,06 hektare tersebut. Sebab laut adalah tempat bergantung.

Beberapa program yang menyasar masyarakat pun dilakukan oleh Sheba, sebagai bentuk hubungan timbal balik antara alam dan manusia, lalu manusia dan manusia.

"Hope Reef membawa dampak positif bagi masyarakat yang berada di sekitar daerah wilayah. Salah satunya adalah pendanaan bagi kegiatan penunjang guna memberi mata pencaharian 'berbasis terumbu karang' yang berkelanjutan," ujar Hariwibowo.

"Kami juga mendukung kohesi komunitas dan meningkatkan tingkat pemahaman serta partisipasi masyarakat dalam proses restorasi terumbu itu sendiri," imbuhnya.

Baca Juga: Marak Destruktif Fishing, 70 Persen Kawasan Spermonde Sulsel Rusak 

Berita Terkini Lainnya