TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bangkai Ikan Napoleon Raksasa Ditemukan di Pantai Bira

Penyebab kematian ikan eksotik ini bukan karena sampah ya

IDN Times/Abdurrahman

Makassar, IDN Times - Seekor ikan napoleon berukuran besar ditemukan mati oleh tim penyuluh perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sulawesi Selatan di perairan Pantai Bira, Bulukumba, 7 April lalu.

Untuk kepentingan penyelidikan penyebab kematian ikan yang termasuk jenis dilindungi terbatas, berdasarkan Peraturan Menteri KKP No 37 Tahun 2013 itu,  dibawa ke Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Makassar.

“Ikan napoleon ini panjangnya 149 cm, beratnya 50 kg, ditemukan mati bersama ikan trigger atau nama lokalnya, ikan pogo-pogo di perairan Bira,” kata Kepala BKIPM Makassar Siti Chadijah dalam keterangannya, Kamis (11/4).

Baca Juga: Wali Kota Makassar Pamer Prestasi di Akhir Masa Jabatan

1. Penyebab kematian ikan napoleon bukan karena sampah plastik

Pixabay

Chadijah menyebutkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan kandungan sampah plastik pada tubuh ikan yang bernilai puluhan juta rupiah ini. BKIPM Makassar juga akan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin untuk menguji sampel ikan napoleon.

“Kita sudah lihat kondisi morfologis ikan napoleon, baik eksternal maupun internal ikan, tidak ditemukan adanya sampah plastik. Demikian juga pengujian kandungan virus juga negatif,” ujar Chairani.

2. BKIPM Makassar tunggu hasil pemeriksaan laboratorium di Jakarta

IDN Times/Abdurrahman

Chairani menambahkan, untuk mengetahui penyebab kematian ikan eksotis yang hidup di perairan Bulukumba dan Selayar itu, pihaknya mengirim sampel ikan ke laboratorium KKP di Jakarta. Bangkai ikan napoleon yang diperkirakan berusia puluhan tahun ini disimpan di lemari pendingin khusus di kantor BKIPM Makassar.

“Kita tunggu seminggu hasil pemeriksaan residu ikan di Jakarta,” tutur Chairani.

Chairani menduga bangkai ikan ini sengaja dibuang di tepi pantai oleh nelayan yang menggunakan pukat. 

Baca Juga: KLHK: Lahan Kritis Terbesar Ada di Sulawesi Selatan

Berita Terkini Lainnya