TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sempat Berhenti, Lab Unhas Kembali Periksa Spesimen COVID-19

Dekontaminasi berlangsung selama dua hari

Ilustrasi laboratorium (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Makassar, IDN Times – Laboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Universitas Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, kembali memeriksa spesimen untuk diagnosis COVID-19. Lab di RS itu sempat berhenti beroperasi karena dekontaminasi.

Laboratorium RS Unhas merupakan salah satu tempat pemeriksaan spesimen terkait COVID-19 di Sulsel. Lab ditutup pada 28 Juni hingga 1 Juli 2020, sebagai pengecekan rutin untuk menghindari kontaminasi pada sampel.

“Dekontaminasi berlangsung selama dua hari. Dan sejak kemarin sudah mulai beroperasi kembali,” kata Humas Unhas Muhammad Ishaq Rahman di Makassar, Kamis (2/7).

Baca Juga: RS Unhas Hentikan Sementara Pemeriksaan Spesimen COVID-19

1. Tidak ada pemeriksaan yang tertunda selama dekontaminasi

Suasana tes swab di Pasar Pandansari Balikpapan pada 30 Juni 2020 (IDN Times/Haikal)

Ishaq menyatakan dekontaminasi laboratorium RS Unhas tidak menyebabkan pemeriksaan spesimen tertunda. Sebab sebelum operasi ditutup, pihak lab sudah memberitahukan kepada manajemen rumah sakit agar menghentikan sementara pengiriman sampel dari pasien. Sejauh ini RS Unhas disebut sudah menerima 7.400 lebih sampel atau spesimen terkait COVID-19.

“Jadi pada saat masa dekontaminasi, ketika ada sampel baru, segera dialihkan ke laboratorium lain yang ada di Kota Makassar,” ucap Ishaq.

2. RS Unhas periksa 390 spesimen per hari

Ilustrasi. Pengoperasian laboratorium PCR COVID-19 (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

Sebelumnya, Direktur RS Pendidikan Unhas Prof Syafri Kamsul Arif menyebut laboratorium di tempatnya sejauh ini telah memeriksa 7.177 sampel spesimen pasien terkait COVID-19. Dalam satu hari, pemeriksaan bisa mencapai 390 sampel.

Syafri menjamin keamanan spesimen yang diperiksa di laboratorium Unhas sebab memiliki kualifikasi BSL 3. Yang berarti laboratorium sudah memiliki tingkat pengamanan sangat tinggi. Pekerja di laboratorium wajib mengenakan alat pelindung diri (APD) khusus, dan semua prosedur dilakukan pada wadah tertutup.

Syafri juga menjamin validasi spesimen yang diperiksa. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan akurasinya.

"Kami punya laboratorium dengan kualifikasi BSL 3 (Bio Safety Level 3) dengan 2 mesin PCR yang menjadi standar Internasional dalam pemeriksaan spesimen," katanya. 

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Sulsel Melonjak, Benarkah karena Penelusuran Masif?

Berita Terkini Lainnya