Rektor Mengukuhkan Guru Besar ke-460 Unhas
Unhas memiliki tambahan dua duru besar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Jamaluddin Jompa mengukuhkan dua guru besar, dalam rapat paripurna senat akademik terbatas, Selasa (7/2/2023).
Pengukuhan masing-masing untuk Prof. Asmuddin Natsir, profesor dalam bidang Ilmu Nutrisi Ternak Fakultas Peternakan, dan Prof. Nurhayati, profesor bidang Ilmu Bahasa Fakultas Ilmu Budaya. Berturut-turut, mereka dikukuhkan sebagai guru besar ke-459 dan ke-460 Unhas.
Upacara penerimaan jabatan profesor berlangsung di Ruang Senat Akademik Unhas, Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar. Acara disiarkan melalui kanal YouTube Senat Akademik Unhas.
Rektor Unhas memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada kedua profesor baru Unhas yang telah resmi dikukuhkan. Dalam sambutannya, Prof. JJ menuturkan bahwa proses pengukuhan guru besar ini adalah tradisi akademik yang sangat baik bagi peningkatan kualitas mutu pendidikan serta pemanfaatan bagi pemberian ilmu pengetahuan bagi sivitas akademika.
"Esensinya adalah sebagai momentum kita untuk saling bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman dan pengetahuan dari interdisiplin. Kita sebagai manusia dituntut untuk terus mengembangkan ilmu pada berbagai dimensi. Sehingga prosesi Ini sangat penting dipahami untuk menjadi peningkatan ilmu pengetahuan bersama," katanya melalui siaran pers yang diterima, Selasa.
Baca Juga: Kasus Tarik Tambang Unhas Dihentikan lewat Restorative Justice
1. Prof. Asmuddin membahas pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan ternak ruminansia
Prof. Asmuddin menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul "Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Tanaman Pangan sebagai Pakan Sumber Serat untuk Ternak Ruminansia". Dijelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia akan pangan, produk pangan hewani sebagai sumber protein wajib terpenuhi dalam rangka pembangunan manusia yang berkualitas. Tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat Indonesia yang semakin membaik telah mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi pangan bergizi.
Lebih lanjut, Prof. Asmuddin menjelaskan bahwa secara alamiah, produksi ternak ruminansia termasuk ternak sapi sangat bergantung pada ketersediaan hijauan pakan yang yang cukup dan berkualitas serta tersedia sepanjang tahun. Namun dengan semakin berkurangnya produksi hijauan yang bersumber dari lahan penggembalaan yang ada saat ini, sehingga alternatif sumber pakan bagi ternak ruminansia perlu jadi perhatian.
"Ternak ruminansia memiliki sistem pencernaan yang unik dan kompleks. Terdapat dua sistem yang bekerja secara simultan agar dapat hidup dan berproduksi, yakni sistem pada ternak itu sendiri atau ternak inang dan sistem rumen yang terdapat di dalam tubuh ternak inang yang menjadi ciri khas dan pembeda dari ternak non ruminansia, seperti ayam, itik, kucing dan lainnya," jelas Prof. Asmuddin
Perlakuan biologi dalam pengolahan limbah pertanian sebagai pakan ternak menawarkan beberapa keuntungan, yaitu bebas atau sangat sedikit menggunakan bahan kimia dan memerlukan energi lebih sedikit. Salah satu jenis perlakuan yang telah diteliti adalah penggunaan exogenous fibrolytic enzymes, baik yang bersumber dari jamur ataupun bakteri.
Baca Juga: Kasus Kematian Virendy, Keluarga-Pengacara Investigasi ke Malino Gowa