Refleksi Walhi: Bencana Alam di Sulsel Disebabkan Kerusakan Lingkungan
Kerugian masyarakat akibat bencana mencapai Rp2,3 triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mencatat 86 kali kejadian bencana alam di Sulawesi Selatan sepanjang tahun 2019. Sebanyak satu juta lebih penduduk terdampak bencana, dengan kerugian materil mencapai Rp2,3 triliun.
Direktur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amin mengatakan, bencana alam yang terjadi belakangan ini bisa disebut bencana ekologis. Sebab, bencana lebih banyak disebabkan oleh kerusakan menurunnya daya dukung lingkungan.
“Kerusakan lingkungan menjadi sumber bencana ekologis dan malapetaka bagi masyarakat. Kerugian Rp2,3 triliun, angka yang sangat fantastis, setara 25 persen APBD Sulsel,” kata Amin pada konferensi pers Catatan Akhir Tahun Walhi Sulsel 2019, di Makassar, Selasa (31/12).
1. Banjir jadi salah satu bencana terbesar
Menurut data Walhi, ada enam jenis kejadian bencana yang terjadi di Sulsel selama tahun 2019. Terdiri dari banjir, puting beliung, longsor, kekeringan, kebakaran hutan, dan abrasi.
Staf advokasi Walhi Sulsel Aswan Sulfitra menyebutkan bahwa puting beliung menempati peringkat teratas, dengan jumlah 40 kejadian. Namun banjir yang pada peringkat kedua, dengan 25 kejadian, jadi yang paling banyak berdampak terhadap masyarakat.
Akibat banjir, dua ribu lebih rumah warga terendam, dengan separuhnya rusak. Sekitar 37 hektare sawah gagal panen. Banyak fasilitas publik yang terendam dan rusak, dan mengakibatkan ribuan orang mengungsi.
“Ada 20 kabupaten/kota di Sulsel yang terdampak banjir,” ucap Aswan.
Baca Juga: Sejumlah Daerah di Sulsel Terendam Banjir
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Utama Banjir Besar di Sulsel, Januari Lalu