TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

La Nina Berdampak ke Sulsel, Waspadai Curah Hujan di Atas Normal

Puncak musim hujan di Pantai barat Sulsel pada Januari 2021

Pemetaan cuaca di wilayah Indonesia. Dok. BMKG

Makassar, IDN Times – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan anomaly iklim La Nina di Samudra Pasifik Ekuator. La Nina diperkirakan mencapai intensitas sedang hingga akhir 2020, sehingga perlu diwaspadai dampaknya.

La Nina adalah fenomena menurunnya suhu permukaan air laut Samudera Pasifik, lebih rendah dari kawasan sekitarnya. Dampaknya ke Indonesia berupa intensitas hujan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi BMKG memperkirakan dampak La Nina tidak seragam.

"Pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal dalam rilis yang dilansir ANTARA, Sabtu (3/10/2020).

Baca Juga: BMKG Uji Coba Kesiapan Sistem Diseminasi Hadapi Ancaman Tsunami

1. Curah hujan bisa meningkat 40 persen dari biasanya

Ilustrasi Suasana Hujan di Perkotaan (IDN Times/Besse Fadhilah)

BMKG dan pusat layanan iklim di sejumlah negara memperkirakan La Nina akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021. Menurut catatan sejarah, La Nina mendorong peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia. Curah hujan bias meningkat hingga 40 persen dari normal.

Pada Desember peningkatan curah hujan dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua. Sedangkan mulai Oktober, beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan memasuki musim hujan.

2. La Nina bisa memicu banjir dan tanah longsor

Dok.IDN Times/Istimewa

Meningkatnya curah hujan pada awal musim hujan seiring dampak La Nina berpotensi memicu bencana hidrometeorologis. Misalnya banjir dan tanah longsor.

BMKG mengingatkan para pemangku kepentingan agar secara optimal mengelola tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir. Misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.

“Masyarakat juga diimbau agar terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat,” bunyi siaran pers.

Baca Juga: Musim Hujan Segera Tiba, Cegah DBD dengan 9 Cara Ini

Berita Terkini Lainnya