TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jusuf Kalla: Radikalisme Muncul Akibat Kezaliman

Dia mengajak semua pihak introspeksi diri

(Mantan Wapres RI, Jusuf Kalla hadi di UIN Makassar, Rabu, 13 November 2019) Aan Pranata/IDN Times

Makassar, IDN Times - Eks Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menganggap bahwa maraknya radikalisme di berbagai belahan dunia tidak serta merta terjadi. Aksi radikal, salah satunya terjadi akibat perasaan terzalimi para pelakunya.

Jusuf Kalla menyinggung radikalisme saat ditanyai pendapatnya mengenai sejumlah peristiwa teranyar di Indonesia. Salah satunya aksi serangan bom bunuh diri di Kantor Polrestabes Medan, Sumatera Utara.

"Semua radikalisme itu bermula dari kemarahan akibat suatu kezaliman yang terjadi," kata Jusuf Kalla usai menyampaikan orasi ilmiah di Dies Natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Rabu (13/11).

1. Maraknya radikalisme bisa jadi bahan introspeksi semua pihak

Dok. IDN Times/Istimewa

Jusuf Kalla mengatakan, radikalisme yang bermula dari kezaliman bisa terlihat pada berbagai kelompok. Dia mencontohkan Al Qaeda dan ISIS yang disebut banyak terlibat aksi kekerasan dan penyerangan di berbagai tempat.

Menurut Kalla, maraknya radikalisme bisa jadi bahan introspeksi diri bagi semua pihak. Sebab dikhawatirkan ada kezaliman yang berujung kemarahan para pelaku aksi radikal.

"Paham ini timbul dari situ. Maka kita introspeksi ke dalam. Di lain pihak kita juga menutupi, jangan sampai timbul radikalisme, kezaliman yang lebih besar," ucap Kalla.

Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Konflik Besar di Indonesia Dipicu Ketidakadilan

2. Perguruan tinggi berperan mencegah penyebaran radikalisme

Humas Pemprov Sulsel

Lebih lanjut, Jusuf Kalla menilai pencegahan radikalisme bisa dilakukan dengan melibatkan berbagai sektor. Termasuk di bidang pendidikan, terutama pada perguruan tinggi.

Kalla mencontohkan pencegahan dengan menanamkan ajaran agama yang jauh dari perilaku ekstrem.

"Tentu kita mengharapkan bagaimana universitas mengajarkan pentingnya Islam yang moderat," kata dia.

Baca Juga: Jusuf Kalla: 15 Konflik Besar Terjadi dalam 74 Tahun Indonesia Merdeka

Berita Terkini Lainnya