Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tempat Ngaji Tertutup Tembok, 70 Santri TPQ di Makassar Terpaksa Belajar di Rumah Warga

Tempat ngaji di Makassar ditutupi tembok/Istimewa
Tempat ngaji di Makassar ditutupi tembok/Istimewa
Intinya sih...
  • Diduga ulah mafia tanahSupriadi menyebut TPQ tersebut telah berdiri selama tiga tahun atas swadaya masyarakat. Renovasi memicu kedatangan orang tak dikenal yang mengklaim sebagai pemilik lahan.
  • Upaya hukum ditempuhMediasi dilakukan antara pihaknya, pemerintah setempat, dan Badan Pertanahan Nasional (BPN), namun tidak ada solusi konkret. Tembok permanen dibangun menutup akses masuk TPQ.
  • Harap bantuan pemerintah pusatSupriadi tidak akan melawan dengan kekerasan. Ia meminta perhatian pemerintah pusat untuk menyelamatkan pendidikan anak-anak di TPQ tersebut.

Makassar, IDN Times – Sebanyak 70 santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Alimul Ilmi di Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Makassar, kini harus mengaji di rumah warga. Hal ini terjadi setelah tempat pengajian mereka tiba-tiba ditembok oleh oknum yang diduga berasal dari salah satu perusahaan lokal.

Kepala TPQ Alimul Ilmi, Supriadi mengatakan akibat penutupan tersebut, para santri terpaksa mengaji dalam situasi seadanya, bahkan sebagian harus belajar di pinggir jalan.

“Anak-anak mengaji bergantian di rumah warga, bahkan ada yang di luar rumah karena akses kami benar-benar ditutup,” ujar Kepala TPQ Alimul Ilmi, Supriadi, Senin (16/6/2025).

1. Diduga ulah mafia tanah

-
Tempat ngaji di Makassar ditutupi tembok/Istimewa

Supriadi menyebut TPQ tersebut telah berdiri selama tiga tahun atas swadaya masyarakat. Baru-baru ini, pihaknya melakukan renovasi demi kenyamanan para santri, namun malah memicu kedatangan orang-orang tak dikenal yang mengklaim sebagai pemilik lahan.

“Kami duga ini ulah mafia tanah. Saat kami renovasi, datang oknum yang mengintimidasi, menyuruh kami berhenti membangun karena katanya itu tanah mereka,” kata Supriadi.

Ia menjelaskan, lahan TPQ memiliki luas 5x18 meter, dan berdiri di atas tanah milik warga yang memiliki sertifikat resmi. Sementara, pihak yang mengklaim memiliki tanah justru menyebut lahannya seluas 7.000 meter persegi—angka yang dinilai tidak sesuai dengan lokasi TPQ.

2. Upaya hukum ditempuh

Tempat ngaji di Makassar ditutupi tembok/Istimewa
Tempat ngaji di Makassar ditutupi tembok/Istimewa

Supriadi mengaku, mediasi sempat dilakukan antara pihaknya, pemerintah setempat, dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Namun, tidak ada solusi konkret hingga akhirnya tembok permanen dibangun dan menutup akses masuk TPQ.

“Izin kami resmi dari pemilik tanah bersertifikat hak milik dan sudah terdaftar di aplikasi Sentuh Tanahku,” tegasnya.

3. Harap bantuan pemerintah pusat

Tempat ngaji di Makassar ditutupi tembok/Istimewa
Tempat ngaji di Makassar ditutupi tembok/Istimewa

Supriadi mengaku pihaknya tidak akan melawan dengan cara kekerasan. Ia memilih menempuh jalur hukum dan meminta perhatian pemerintah pusat untuk menyelamatkan pendidikan anak-anak di TPQ tersebut.

“Kami hanya ingin anak-anak belajar dengan nyaman. Kami mohon bantuan Bapak Presiden, Kapolri, dan Menteri ATR/BPN,” harapnya.

Para santri telah mengaji di rumah warga sejak 5 Juni 2025, atau dua hari sebelum Iduladha. Hingga kini, belum ada kejelasan kapan aktivitas belajar di TPQ bisa kembali berjalan normal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us