Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sulsel Luncurkan Pesawat Amfibi untuk Konektivitas Wilayah Kepulauan

IMG-20250811-WA0213.jpg
Pesawat amfibi Cessna 172 yang diluncurkan di Taman Andalan CPI, Makassar, Senin (11/8/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)
Intinya sih...
  • Menhub tegaskan pesawat amfibi lebih cepat dari kapal
  • Armada pesawat yang digunakan berasal dari Banyuwangi
  • Menggunakan pesawat Cessna 172
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan meluncurkan pesawat amfibi (seaplane) untuk layanan publik. Peluncuran ini juga memulai pembangunan bandara perairan (water aerodrome) di Taman Andalan, Center Point of Indonesia (CPI), Makassar, Senin (11/8/2025).

Peluncuran ini dihadiri Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya memperluas konektivitas wilayah, khususnya di kawasan kepulauan yang sulit dijangkau moda transportasi konvensional.

Dudy menegaskan bahwa penggunaan pesawat amfibi bukan hanya soal biaya. Menurutnya, yang terpenting adalah memudahkan pemerintah daerah menjangkau wilayah-wilayah kepulauan khususnya.

"Kalau dilihat dari segi biaya, kemungkinan memang lebih murah kapal, karena kapal bisa memuat banyak," kata Dudy.

1. Menhub tegaskan pesawat amfibi lebih cepat dari kapal

IMG-20250811-WA0226.jpg
Peluncuran pesawat amfibi Cessna 172 yang dihadiri Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di Taman Andalan CPI, Makassar, Senin (11/8/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Dudy menjelaskan bahwa kapal memang sering menjadi pilihan karena biaya operasionalnya yang lebih murah. Namun, pesawat amfibi menawarkan keunggulan dalam kecepatan pelayanan, terutama dalam penanganan kesehatan masyarakat yang membutuhkan respons cepat.

"Maka seaplane menjadi salah satu alternatif supaya kita bisa melayani masyarakat dengan cepat," katanya.

Dudy juga menyoroti manfaat seaplane dalam sektor pariwisata. Menurutnya, pesawat ini dapat menghemat waktu sehingga wisatawan lebih cepat dan nyaman menjangkau daerah-daerah pariwisata, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk menikmati tempat-tempat wisata.

"Kita bisa menghemat waktu agar wisatawan bisa menjangkau daerah-daerah pariwisata dengan cepat, dengan nyaman, sehingga mereka bisa banyak meluangkan waktu di tempat-tempat wisata," katanya.

2. Armada pesawat yang digunakan berasal dari Banyuwangi

IMG-20250811-WA0217.jpg
Pesawat amfibi Cessna 172 yang diluncurkan di Taman Andalan CPI, Makassar, Senin (11/8/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menjelaskan bahwa armada pesawat yang digunakan saat ini berasal dari akademi penerbangan di Banyuwangi. Pesawat tersebut dipinjam untuk keperluan uji coba operasional.

"Ini kita masih kerja sama dengan kementerian terkait dengan armadanya menggunakan pesawat Banyuwangi. Dan ke depan sudah ada nanti caravan lagi penjajakan," katanya.

Fokus utama dari program ini adalah pelayanan kesehatan dan pemerataan sistem transportasi. Meskipun di darat sudah tersedia banyak transportasi massal, perhatian khusus ditujukan untuk wilayah kepulauan yang masih memerlukan akses transportasi yang lebih baik.

"Kita nanti ke depan juga ada kapal untuk pelayanan wilayah, terutama untuk pengangkutan logistik. Ini kita fungsikan nanti dua. Untuk pelayanan publik emergency case, kemudian untuk kepariwisataan," katanya.

3. Menggunakan pesawat Cessna 172

IMG-20250811-WA0215.jpg
Pesawat amfibi Cessna 172 yang diluncurkan di Taman Andalan CPI, Makassar, Senin (11/8/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Pada tahap awal, uji terbang menggunakan pesawat Cessna 172 edisi khusus yang memiliki kemampuan multifungsi. Pesawat ini dapat mendarat baik di perairan maupun landasan darat, sehingga memberikan fleksibilitas untuk melayani berbagai titik strategis termasuk destinasi wisata unggulan.

Sudirman menyatakan bahwa pemerintah perlu memberikan stimulasi awal untuk mengembangkan layanan penerbangan baru. Dia mencontohkan rute Toraja-Balikpapan yang awalnya distimulan dan kemudian bisa berjalan sendiri, meskipun stimulasi biasanya diberikan kembali setiap 6 bulan hingga setahun.

"Tapi memang itu kan fluktuatif, naik turun. Kadang-kadang muncul, kadang-kadang datang lagi. Itu kita harus memang selalu ketika lesu memang kita harus ikut aktif," kata Sudirman.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us