Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jelang Idul Adha, Harga Sapi Kurban di Makassar Mulai Rp11 Juta

Tempat penjualan sapi di Jalan Tun Abdul Razak, perbatasan Gowa-Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin
Tempat penjualan sapi di Jalan Tun Abdul Razak, perbatasan Gowa-Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Jelang Idul Adha 1444 Hijriah, para pedagang hewan kurban mulai menjual bermunculan untuk memenuhi permintaan masyarakat. Mereka umumnya memilih tempat di pinggir jalan raya yang banyak dilalui kendaraan. 

Tempat tersebut biasanya memang telah digunakan untuk berjualan hewan kurban seperti tahun-tahun sebelumnya. Seperti di Jalan Aroepala, perbatasan Makassar -Gowa. 

Para pedagang mulai menjajaki hewan kurban di kawasan tersebut. Salah satunya Daeng Gassing yang telah berjualan hewan kurban di sana setiap tahun. 

"Sama seperti tahun lalu, cuma sekarang lapaknya bergeser sedikit," kata Dg Gassing, Selasa (13/6/2023).

1. Harga tergantung bobot dan jenis hewan

Ilustrasi ternak sapi untuk kurban.(IDN Times/Daruwaskita)
Ilustrasi ternak sapi untuk kurban.(IDN Times/Daruwaskita)

Daeng Gassing menjelaskan, kisaran harga sapi saat ini berada Rp11 juta hingga Rp80 juta per ekor. Harga tersebut tergantung bobot dan jenis sapi. Jenis sapi yang dijual adalah sapi simental.

"Dibanding yang tahun lalu kenaikannya Rp1 juta. Kalau sekarang paling murah harga sapi Rp11 juta, itupun tidak banyak juga. Kalau paling mahal Rp80 juta," katanya.

Untuk kambing, dijual dengan kisaran Rp2 juta hingga Rp7 juta per ekor. Harga juga tergantung bobot dan jenis kambing.

"Tergantung besarnya dengan jenis karena jantan lebih mahal daripada betina. Jarang orang beli betina," katanya.

2. Hewan ternak dijual dengan melampirkan surat keterangan sehat

Ilustrasi sapi kurban (IDN Times/Daruwaskita)
Ilustrasi sapi kurban (IDN Times/Daruwaskita)

Daeng Gassing pun memastikan hewan-hewan yang dijualnya dalam keadaan sehat. Semua hewan ternak tersebut telah divaksinasi sebelum diangkut dari Malakaji, tempat hewan tersebut diternakkan.

"Ada memang surat kesehatannya sudah divaksin. Sudah diperiksa lalu diangkut ke sini," katanya. 

Dia mengaku tidak berani menjual hewan yang belum diperiksa dan memiliki surat keterangan sehat. Pasalnya, ada beberapa pembeli yang memang menanyakan perihal surat keterangan sehat hewan.

"Kalau sudah lama langganan sama kita, dia percaya karena dia sudah tahu. Kalau langganan baru biasa bertanya karena sekarang kan sapi pakai blanko," katanya.

3. Hewan ternak harus diperiksa

Ilustrasi hewan kurban. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).
Ilustrasi hewan kurban. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Sementara itu, Dirut RPH Kota Makassar, Muhammad Idris, mengatakan akan ada pemeriksaan hewan ternak, termasuk yang dijual di pinggir jalan. Dia menyebut penjual-penjual ternak memang muncul secara mandiri setiap menjelang Idul Adha.

Pemeriksaan kesehatan hewan ini penting. Selain sebagai syarat untuk kurban juga karena saat ini merebak penyakit kuku dan mulut pada ternak di beberapa daerah di Indonesia.

"Biasanya itu, dua kali diperiksa. Pertama ante mortem, pada saat sapi datang. Kedua, adalah setelah disembelih. Diperiksa kembali organ dalamnya. Itu disebut post mortem," kata Idris.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Ashrawi Muin
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us