TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinamika Atmosfer Terus Berubah, Curah Hujan di Sulawesi Utara Tinggi

Hujan lebat masih akan terjadi hingga Oktober 2022

Masyarakat dan Pemkab Minsel membersihkan Jalan Trans Sulawesi, Blongko, Sinonsayang, Minahasa Selatan usai banjir pagi tadi, Senin (18/7/2022). IDNTimes/ Dok. Kantor Pos SAR Amurang

Manado, IDN Times – Meski sudah memasuki pertengahan Juli 2022, beberapa daerah di Indonesia masih mengalami hujan lebat, salah satunya Sulawesi Utara. Pada Senin (18/7/2022), beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Utara mengalami hujan lebat sejak dini hari.

Hujan lebat tersebut mengakibatkan pohon tumbang di Desa Mooat-Desa Atoga, Bolaang Mongondow Timur pada pukul 07.00 Wita. Selain itu, banjir dan longsor skala kecil juga terjadi di Jalan Trans Sulawesi, Blongko, Sinonsayang, Minahasa Selatan, pada waktu yang sama.

“Betul tadi pagi longsor skala kecil dan air menggenangi Jalan Trans Sulawesi Blongko, karena tidak ada drainase. Untuk saat ini jalan sudah bisa dilewati dengan sistem buka tutup jalan,” jelas Kepala Pos SAR Amurang, Hartje Raintama.

Hartje mengungkapkan, Jalan Trans Sulawesi Blongko sempat ditutup selama 4 jam. Hingga kini masyarakat dan pemerintah daerah masih terus membersihkan jalan tersebut.

1. Dinamika atmosfer berpotensi tingkatkan curah hujan

Beberapa petugas menyingkirkan pohon tumbang di ruas jalan yang menghubungkan Desa Mooat-Desa Atoga, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, Senin (18/7/2022). IDNTimes/Istimewa

Berdasarkan prakiraan Stasiun Klimatologi Minahasa Utara, awal musim kemarau di Sulawesi Utara jatuh pada minggu pertama bulan Juli 2022. Sedangkan secara khusus di Kota Manado awal musim kemarau diperkirakan terjadi pada minggu pertama bulan Juli 2022.

Saat penentuan awal musim kemarau, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Minahasa Utara, Muhammad Candra Buana, mengatakan bahwa kondisi cuaca memang tidak menentu, dan bisa saja terjadi hujan secara tiba-tiba.

“Dinamika atmosfer saat ini memang cukup mendukung terjadinya peningkatan curah hujan terutama di wilayah Sulawesi Utara,” ujar Candra.

Berdasarkan pemantauan Stasiun Klimatologi Minahasa Utara, suhu muka laut di perairan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, masih cukup hangat hingga bulan Oktober dan berangsur netral pada bulan November.

Baca Juga: Jalan Tol Manado Bitung Sulawesi Utara Bikin PT Jasa Marga Rugi Besar

2. Peningkatan curah hujan terjadi hingga Oktober 2022

Antrean panjang kendaraan yang melintasi Jalan Trans Sulawesi, Blongko, Sinonsayang, Minahasa Selatan, Senin (18/7/2022). IDNTimes/Kantor Pos SAR Amurang

Suhu muka laut yang masih cukup hangat berpotensi meningkatkan curah hujan. Ditambah lagi, saat ini fenomena La Nina di Indonesia masih berada di kriteria lemah sehingga masih ada potensi peningkatan curah hujan pada periode musim kemarau tahun 2022.

“Sampai Oktober 2022 kondisi suhu muka laut masih hangat, tetapi kedepannya berangsur netral. Ditambah lagi, secara umum karena Indonesia terletak di khatulistiwa banyak fenomena-fenomena yang bisa terjadi seiring perkembangan waktunya,” tambah Candra.

Di awal Juni 2022, Candra mengungkapkan kondisi atmosfer cenderung netral sehingga diperkirakan tidak ada gangguan. Tetapi, seiring berjalannya waktu, suhu muka laut ternyata masih hangat hingga saat ini, sehingga potensi peningkatan curah hujan masih tinggi terutama di wilayah Sulawesi Utara.

Baca Juga: Pembangunan KEK Bitung Mandek Jadi Penyebab Tol Manado Bitung Sepi

Berita Terkini Lainnya