Aktivis SSI Apresiasi Komnas HAM soal Polemik Tambang Emas di Sangihe
Aktivis SSI sebut masyarakat Sangihe menunggu selama setahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Manado, IDN Times – Setelah ditunggu-tunggu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM akhirnya menindaklanjuti kasus penolakan tambang emas PT Tambang Mas Sangihe (TMS) di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut). Terkait hal tersebut, Aktivis Save Sangihe Island (SSI), Jull Takaliuang memberikan apresiasi.
"Ini kemajuan besar meski kami harus menunggu selama kurang lebih setahun sejak April 2021," ujar Jull, Selasa (29/3/2022).
Komnas HAM sendiri sudah bertemu dengan berbagai elemen masyarakat mulai dari tokoh adat, institusi agama, budayawan, Bupati Sangihe Jabes Ezar Gaghana, hingga komunitas penghayat. Berdasarkan temuan di lapangan, Komnas HAM menyatakan tak ada masyarakat Sangihe yang pro dengan keberadaan PT TMS.
"Berarti temuannya sama dengan temuan kami. Jadi harapannya, Komnas HAM bisa membuat rekomendasi yang objektif dan jaminan rasa aman terhadap kehidupan masyarakat Sangihe. Kami tidak mengintervensi, hanya memfasilitasi untuk bertemu masyarakat," sambung Jull.
1. Save Sangihe Island bantah mendukung penambang emas tradisional
Jull mengatakan hingga saat ini belum ada pelanggaran HAM berat yang terjadi selama penolakan PT TMS. “Tetapi bukan berarti kita harus menunggu ada pelanggaran HAM berat dulu baru ditindaklanjuti. Kita harus mengantisipasi,” ucap Jull.
Di sisi lain, Jull tak menampik bahwa aktivitas tambang emas tradisional juga sudah merusak lingkungan. Dua tahun lalu, para pemilik dan pekerja tambang emas tradisional di Sangihe bahkan sudah diproses secara hukum dan banyak yang masuk penjara.
Jull juga tak mengelak bahwa ada beberapa pihak dari tambang emas tradisional yang tergabung dalam SSI. “Saya tidak akan membela siapapun, termasuk jika tambang emas tradisional ditutup. Mereka pun tidak masalah jika tambang emas tradisionalnya ditutup, asal PT TMS tidak masuk,” tambah Jull.
Di sisi lain, SSI sendiri menggalang dana dari berbagai pihak dan tak menolak sumbangan dari para penambang emas tradisional. “Kalau kemudian mereka mau menyumbang, tidak masalah. Tapi bukan berarti kami setuju bahwa nanti mereka yang akan menambang emas,” jelas Jull.
Baca Juga: Greenpeace: Wakil Bupati Sangihe Bersama Rakyat Tolak Tambang Emas
Baca Juga: Polda Sulut Resmi Tutup Kasus Kematian Wakil Bupati Sangihe Helmud