Masjid Tertua Donggala, Bertahan meski Berkali-kali Dihantam Tsunami
Masjid itu jadi tonggak penyebaran Islam di Donggala Sulteng
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Donggala, IDN Times - Surat wakaf tanah seluas 45x54 m2, tertanggal 3 Desember 1906 masih tersimpan rapi di Masjid Al-Amin di Jalan Agil Al-Mahdali, Desa Wani, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Masjid itu dibangun oleh Syarifah Isa binti Yahya Al-Mahadali, cucu Sayd Agil Al-Mahadali, seorang saudagar dari Yaman, Timur Tengah. Sayd Agil Al-Mahadali disebut sebagai orang pertama yang memperkenalkan Islam di kawasan pesisir pantai Kabupaten Donggala.
1. Masjid tertua di Donggala tercatat sebagai bangunan cagar budaya
Masjid Al-Amin dibangun dengan sentuhan arsitektur Arab, Melayu, India dan Thionghoa. Meski sudah tiga kali dihantam tsunami, masjid berwarna hijau putih ini masih kokoh berdiri di tengah puing-puing bangunan lain.
Sudah beberapa kali masyarakat sekitar merehabilitasi bangunan masjid yang sudah mulai lapuk dimakan waktu. Meskipun begitu, pengurus masjid sepakat tidak mengubah bentuk dan model masjid. Pada 2010 silam, masjid tertua di Donggala itu secara resmi masuk dalam daftar cagar budaya.
Saat ini, kepengurusan Masjid Al-Amin dipercayakan kepada Tahir Syarif Al-Mahdali (63). Ia juga diberi amanat untuk menjaga masjid itu.
Baca Juga: Desa Dalaka Donggala yang Bertahan Jadi Sentra Produksi Kapuk
Baca Juga: Cerita Nelayan Desa Tompe Donggala, Bangun Huntap dari Uang Sendiri