Banjir dan Longsor di Gorontalo, Total Kerugian Materiel Rp38 Miliar
Kabupaten Bone Bolango menjadi wilayah yang paling terdampak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gorontalo, IDN Times - Pada 11 Juni 2020 lalu Provinsi Gorontalo diterjang bencana banjir dan longsor di sejumlah titik. Semenjak saat itu bencana banjir beruntun terus terjadi di Gorontalo, bahkan mengakibatkan kerugian materiel mencapai Rp38 miliar.
“Korban dan kerugian yang diakibatkan banjir ini sangat besar sekali. Kemarin dihitung itu mencapai sekitar Rp21 miliar, itu belum terhitung dengan jembatan yang besar di Kabupaten Bone Bolango, itu sendiri senilai 17 miliar,” kata Sumarwoto selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Gorontalo kepada IDN Times, Senin (3/8/2020) malam.
1. Wilayah Kabupaten Bone Bolango paling parah terdampak banjir dan longsor
Sungai Bone di Kabupaten Gorontalo yang juga melintasi Kota Gorontalo, terhitung telah merendam beberapa lokasi di kedua wilayah tersebut sebanyak 7 kali. Tak hanya itu, di Kabupaten Bone Bolango yang berada di pesisir pantai selatan pun terjadi banjir dan longsor akibat intensitas hujan tinggi.
Banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Bone Raya, Desa Tumbilato menyebabkan kerusakan beberapa bangunan rumah warga, puskesmas, masjid, bangunan sekolah, dan juga satu unit jembatan. Akibatnya akses jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Gorontalo dan Sulawesi Utara pun terputus.
“Gorontalo kembali bersedih atas musibah banjir dan longsor. Terutama di beberapa titik di jalur pantai selatan (Kabupaten Bone Bolango) yang menghubungkan Gorontalo dan Bolaang Mongondow Sulawesi Utara,” ucap Sumarwoto saat ditemui di rumahnya.
Baca Juga: Langganan Banjir, Warga Satu Desa di Gorontalo akan Dipindahkan
Baca Juga: Konsesi Tambang Memicu Deforestasi Akut Kawasan Hutan di Gorontalo