Akademisi UBM Sebut Penerapan New Normal di Gorontalo Prematur
New normal dinilai sebagai langkah pemulihan ekonomi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gorontalo, IDN Times - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid I dan II belum mampu menekan angka penyebaran COVID-19 di Provinsi Gorontalo. Namun pemerintah daerah setempat kini mempersiapkan rencana penerapan kebijakan pola hidup baru atau new normal.
Akademisi Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo, William Indra S. Mooduto menyebut rencana penerapan new normal terbilang prematur. Alasannya, penyebaran virus corona di Gorontalo masih menunjukkan peningkatan walaupun PSBB sudah dilaksanakan dua kali.
“Menurut saya, penerapan new normal di Gorontalo ini prematur, belum mendesak. Namun, saya pikir pemerintah sudah berhitung dan melakukan analisis dalam penerapan new normal ini. Dan kita perlu melakukan persiapan yang matang untuk penerapan new normal ini,” tulis Willi kepada IDN Times melalui email, sabtu (30/5).
Baca Juga: Bupati di Gorontalo Khawatir Warga Susah Diatur saat New Normal
1. New normal berkaitan dengan pemulihan ekonomi
William mengungkapkan, new normal merupakan istilah dalam dunia ekonomi dan bisnis yang muncul sekitar tahun 2007 dan 2008. Istilah ini mengilhami para pakar ekonomi dalam membuat kebijakan ekonomi industri yang diharapkan dapat berjalan kembali dengan metode dan cara baru.
Dia menyebut salah satu artikel yang membahas tentang new normal dalam perspektif ekonomi yaitu dengan judul ‘Post-Subprime Economy Means Subpar Growth as New Normal in U.S’ yang ditulis oleh Rich Miller dan Matthew Benjamin. Artikel ini diterbitkan tanggal 18 mei 2008 melalui Bloomberg.
Jika dikaitkan dengan kondisi pandemi corona saat ini, new normal diartikan sebagai perubahan aktivitas masyarakat yang akan dijalankan dengan normal. Namun aktivitas yang dilakukan ditambahkan dengan protokol kesehatan dalam mengurangi penyebaran virus corona.
“ini sebagaimana diungkapkan oleh Wika Adisasmita selaku Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan CORONA-19,” ucap William.
Dia pun menilai bahwa penerapan new normal oleh pemerintah pusat maupun daerah berkaitan dengan motif pemulihan ekonomi. Sebab pandemik sangat berdampak kepada sektor perekonomian.
"Apalagi telah diberlakukan PSBB di beberapa daerah," katanya.
Baca Juga: Sembuh dari Virus Corona, Pasien di Gorontalo Justru Dikucilkan Warga